Tribun Edukasi
Kenali Dampak Pemanis Buatan
Apalagi jika pemilik usaha ingin mendapatkan keuntungan yang banyak atau menekan biaya produksi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kebanyakan minuman dan makanan ringan saat ini menggunakan pemanis buatan.
Apalagi jika pemilik usaha ingin mendapatkan keuntungan yang banyak atau menekan biaya produksi.
Pemanis buatan biasanya digunakan sebagai pengganti gula.
Tentunya pemanis buatan memiliki dampak negatif apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Berikut jenis-jenis pemanis buatan yang biasa digunakan dalam produk pangan:
Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan non-nutrisi yang terbuat dari asam antranilat sebagai bahan dasarnya.
Dilansir dari Medical News Today, sakarin 300 kali hingga 500 kali lipat lebih manis dari gula biasa dan tidak mengandung kalori atau karbohidrat.
Sakarin biasanya digunakan dalam minuman ringan, jus dalam kemasan, olahan makanan, pemberi rasa pada vitamin, mineral kunyah, jeli, permen karet, dan berbagai roti.
Namun sakarin seringkali menimbulkan “after taste” rasa pahit seperti logam.
Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan rendah kalori yang hanya mengandung 4 kalori namun 200 kali lebih manis daripada gula biasa.
Aspartam terbuat dari asam aspartate dan fenilalanin sebagai bahan bakunya.
Aspartam sering digunakan dalam soda diet, eskrim bebas gula, yoghurt, minuman ringan rendah kalori, dan permen.
Aspartam hanya boleh digunakan dalam yang ditentukan. Menurut U.S Food and drug Administration, 50 miligram per kilogram berat badan saja yang diperbolehkan.