Tribun Luwu Timur
Curhat Polwan Polres Lutim Terima Prank Call Center 110, Kami Dimaki dan Diberi Kata Tak Senonoh
Polwan Polres Luwu Timur menceritakan pengalamannya menjadi operator call center 110 Polres Luwu Timur.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Polwan Polres Luwu Timur menceritakan pengalamannya menjadi operator call center 110 Polres Luwu Timur.
Terutama saat mendapat prank dari warga yang sekedar usil menghubungi call center yang dijaga 24 jam tersebut.
Briptu St Fatimah Akib mengatakan, call center aktif di Polres Luwu Timur pada April 2021.
Sejumlah panggilan terkait gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kambtibmas) di sejumlah wilayah Luwu Timur masuk.
Selain warga yang benar-benar menghubungi call center karena memang kondisi darurat atau emergency, ada juga yang sekedar usil dan iseng.
Fatimah mengatakan, pelaku prank call center ini laporannya berbeda-beda dengan nomor berbeda.
Ada yang mengaku kehilangan ayam, kebakaran dan pencurian.
"Namun setelah dicek oleh petugas dilapangan ternyata tidak ada kejadian seperti yang dilaporkan," kata St Fatimah kepada TribunLutim.com di Polres Luwu Timur, Kamis (24/6/2021) sore.
Fatimah juga mengaku, ia dan rekannya yang bertugas sebagai operator call center biasa mendapat perkataan tak senonoh dan kasar dari penelpon.
"Ada masyarakat yang menelpon berkata kasar dan tak senonoh. Kami dimaki dan diberi kata tak senonoh," ujar Fatimah.
Bahkan kata dia, ada satu nomor yang menghubungi call center 110 tercatat oleh operator sebanyak 88 kali.
Fatimah mengimbau agar masyarakat menghubungi call center 110 bila memang ada kondisi darurat.
"Karena layanan ini tidak pakai pulsa atau gratis," jelasnya.
Orang tua pun diharapkan agar mengawasi penggunaan gadget oleh anaknya agar kasus prank call center tidak terulang.
Sebagai informasi, Polres Luwu Timur sudah mengamankan 10 pelaku prank call center, Rabu (23/6/2021) malam. Dimana dari 10 pelalu, sembilan adalah anak bawah umur.