Virus Corona
Setelah Varian Delta, Muncul Lagi Delta+ yang Lebih Berbahaya
Virus varian baru ini dianggap lebih menular dan lebih berbahaya. Tak heran jika angka kematian yang ditimbulkan oleh infeksi virus ini, lebih tinggi.
TRIBUNTIMUR.COM - Virus Corona Varian Delta kini telah menyebar di beberapa negara di dunia. Menurut peneliti, varian yang pertama kali ditemukan di India ini, lebih berbahaya dibanding virus corona sebelumnya.
Virus varian baru ini dianggap lebih menular dan lebih berbahaya. Tak heran jika angka kematian yang ditimbulkan oleh infeksi virus ini, lebih tinggi.
Nah, jika seluruh dunia mulai waspada dengan hadirnya varian Delta, umat manusia kembali dikejutkan dengan munculnya varian baru lagi. Namanya varian Delta+.
Menurut laporan 24h.com.vn, pada Selasa (22/6/21), sebenarnya varian ini sudah muncul lama di Eropa namun kembali menjadi masalah berbahaya dan muncul di India bersama dengan varian delta.
Setidaknya ada 33 kasus di India terinfeksi varian delta plus (delta+), dari virus SARS-CoV-2 yang mengandung mutasi berbeda dari varian delta, lapor Times of India.
Infeksi varian Delta+ pertama yang terdeteksi di India adalah lima dari 50 pasien Covid-19 di Kota Ratnagiri, negara bagian Maharashtra, ketika pengambilan sampel secara acak untuk pengurutan genetik pada bulan Mei.
Pada 20 Juni, jumlah infeksi varian Delta + telah mencapai 20, termasuk delapan kasus di Maharashtra dan kasus di negara bagian Tamil Nadu, Maharashtra, Punjab, Madhya Pradesh.
Pada 21 Juni, kepala kesehatan negara bagian Maharashtra memperbarui bahwa negara bagian telah mendeteksi total 21 infeksi varian Delta+ dari lebih dari 7.500 sampel pasien yang dipilih secara acak untuk pengurutan genetik selama sebulan terakhir, menurut situs berita NDTV (India).
Varian Delta+ (B.1.617.2.1) dibentuk oleh mutasi K417N yang muncul pada varian Delta (B.1.617.2).
Merupakan salah satu dari empat varian yang dianggap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai mutasi yang menarik perhatian global.
Delta+ disebut-sebut sebagai varian yang tidak terlalu baru karena muncul di Eropa pada akhir Maret lalu.
Menurut data dari peta internasional terbaru dari urutan gen virus SARS-CoV-2 GISAID, pada 17 Juni, 57 kasus infeksi varian Delta+ tercatat di luar India.
Di mana, AS menyumbang jumlah terbesar dengan 14 kasus.
Mutasi lain yang berbahaya adalah varian K417N juga ditemukan pada varian Beta pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Para ilmuwan khawatir bahwa mutasi K417N dapat bergabung dengan mutasi yang melekat pada varian Delta, membuat virus Delta+ lebih menular atau meningkatkan resistensi obat.