Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Bappeda Bone Berhasil Turunkan Angka Putus Sekolah Lewat Gerakan Lisu Massikola

Bappeda Bone Berhasil Turunkan Angka Putus Sekolah Lewat Gerakan Lisu Massikola

Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/AMINAH
Kepala Bappeda Kabupaten Bone, Ade Fariq Ashar saat berkunjung ke Kantor Tribun Timur, Jalan Cendrawasih, Makassar, Senin (21/6/2021) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lewat inovasinya, 'Gemar Limas' Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bone berhasil menyekolahkan anak putus sekolah.

Inovasi 'Gemar Limas' merupakan singkatan dari 'Gerakan Lisu Massikola'. Merupakan istilah dalam bahasa bugis yang bermakna mengembalikan anak sekolah.

Program ini digagas pada tahun 2017 lalu. Mengingat banyaknya anak yang tidak sekolah, putus sekolah, maupun yang tifak melanjutkan sekolahnya hingga jenjang SMA.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bone, Ade Fariq Ashar saat berkunjung ke Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Senin (21/6/2021) sore.

Sebelum adanya inovasi ini tahun 2016 jumlah anak yang putus sekolah dan tidak sekolah sangat tinggi.

Jumlah anak tidak sekolah usia 7-18 tahun sebanyak 54 ribu. 

Angka partisipasi kasar SMP/MTS 84,37 persen, angka partisipasi kasar SMA/SMK/MA sebanyak 70,59 persen.

Selanjutnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 63,68 persen, rata-rata lama sekolah 6,76 persen, dan angka melek huruf 87,87 persen.

Angka tersebut kata Ade Fariq Ashar sangat memprihatinkan. Karena itu, inovasi Gemar Limas ini bisa mendorong kepada anak remaja untuk mendapatkan kesempatan pendidikan.

"Target kita remaja usia 7 -24 Tahun yang tidak sekolah, putus sekolah dan lulus tidak lanjut mulai jenjang Pendidikan dasar sampai menengah," sebutnya.

Ade Fariq Ashar menjelaskan, inovasi ini mulanya  difokuskan di 5 desa.

Ialah Desa Lilina Ajangale, Malimongeng, Lamuru, Welado, dan Desa Abbumpungeng.

Desa tersebut memiliki masalah Anak Tidak Sekolah. 

"Selama kurang lebih setahun berjalan, terlihat dengan jelas penataan mekanisme perencanaan pembangunan desa berbasis data, khususnya pada program pendidikan," paparnya.

Kini indikator diatas sudah mengalami pergeseran setelah kurang lebih 4 tahun diterapkan.

Jumlah anak tidak sekolah usia 7-18 sisa 49.214.

Angka partisipasi kasar SMP/MTS 101,98 persen, angka partisipasi kasar SMA/SMK/MA sebanyak 94,02 persen.

Selanjutnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 66,06 persen, rata-rata lama sekolah 7,15 persen, dan angka melek huruf 93,25 persen.

Selain kepala Bappeda, dalam kunjungan tersebut juga hadir Sekretaris Bappeda, Samsidar, Kabag Organisasi Setda Bone, A. Irsal Mahmud, Kabid Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Ilham Juliawan Arham.

Ada juga Kabid Infratruktur dan Pengembangan Wilayah Supriadi, dan  Kasubag Kelembagaan dan Analisis Jabatan, Bagian Organisasi Setda Bone.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved