Konflik Israel dan Palestina
Pemerintah Israel Tuding Pimpinan Indonesia Bohong Soal Konflik Palestina, Pengamat: Itu Serangan
Pihak Israel menuding pimpinan Indonesia berbohong soal Konflik Israel dan Palestina. Pengamat Faizal Assegaf anggap pernyataan itu serangan.
"Dalam perang pada 10-20 Mei kemarin, sebenarnya bukan hanya Hamas dan jihad Islam yang berperang."
"Informasi yang saya peroleh, ada total 17 milisi, ada brigade mujadihin bahkan ada dua kelompok salafi," ungkapnya.
Untuk itu, Faizal tidak sepakat dengan kritikan dari Israel kepada tiga pimpinan negara Islam di Asia Tenggara itu.
"Jadi kalau dikatakan berperang melawan Hamas itu tidak benar, bahkan apa yang dilakukan Hamas sejak perang 2008 sampai sekarang itu menunjukkan bangsa Palestina bisa melawan," ungkapnya.
Baca juga: Makin Canggih, Israel Kini Kembangkan Teknologi Kamuflase untuk Lindungi Tentara di Medan Perang
Israel Tuding 3 Pimpinan Negara Islam di Asia Tenggara Berbohong
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Israel mengkritik tiga negara dengan mayoritas muslim di Asia Tenggara yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Kritikan tersebut terkait pandangan pimpinan tiga negara tersebut dalam menanggapi konflik Palestina dan Israel yang terjadi pada awal Mei 2021 lalu di jalur Gaza.
Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, mengatakan para pemimpin tiga negara tersebut seakan mengabaikan fakta sebenarnya dari konflik.
Dia menilai pimpinan tiga negara tersebut berbohong dalam menyampaikan kabar serangan Israel ke Jalur Gaza.
Sagi Karni menyebut, Israel menolak dianggap menyerang warga Palestina.
Mereka, lanjut Sagi Karni, sebenarnya hanya memerangi Hamas yang dianggap sebagai teroris.
"Para pemimpin tiga negara itu tidak jujur dan mengabaikan sifat sebenarnya dari konflik, yang katanya antara Israel dan Hamas dan bukan rakyat Palestina," katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: Albert Einstein Ternyata Pernah Ditawari Jadi Presiden Israel, Jawabannya Ditulis dalam Sebuah Surat
Dia mengatakan, publik terkadang salah paham karena tidak memahami dengan benar tujuan Israel menyerang Hamas.
"Hamas adalah organisasi anti-Yahudi. Saya tidak yakin banyak orang yang berpartisipasi dalam debat media sosial benar-benar memahami sifat radikal dan fasis Hamas," katanya.
Sementara, Sagi Karni tak menampik serangan-serangan pada Mei 2021 lalu di Jalur Gaza memang memakan korban jiwa, termasuk warga sipil.
