Tribun Sinjai
Aktivis PMII Sinjai Laporkan Kasus Pemukulan Saat Aksi Unjuk Rasa, Pelakunya Kepala Desa
Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sinjai, melaporkan kasus pemukulan saat aksi unjuk rasa.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sudirman
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sinjai, melaporkan kasus pemukulan saat aksi unjuk rasa.
Mereka mengalami aksi kekerasan saat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sinjai di Tanassang, Kecamatan Sinjai Utara pada Selasa (15/6/2021).
Pelaku yang melakukan pemukulan terhadap aktivis PMII Sinjai adalah oknum kepala desa.
"Kami pasti proses secara profesional dan proporsional laporan mahasiswa PMII Sinjai itu," kata Kapolres Sinjai AKBP Iwan Irmawan, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (16/6/2021) siang.
Iwan Irmawan mengatakan,laporan itu telah masuk kemarin sore di SPKT. Dan hari ini akan dikirim ke bagian Satreskrim Polres Sinjai.
Koordinator Aksi PMII, Syahrul mengatakan bahwa dirinya melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PMD Sinjai.
Namun saat baru saja akan memulai orasi, para oknum kepala desa sudah mulai mencabut spanduk mahasiwa lalu menyerang sejumlah mahasiswa.
Ada oknum kepala desa yang mengarahkan anjing peliharaan mereka ke arah pendemo.
Ada juga yang tampak mengangkat batu hingga memukul mahasiswa dengan menggunakan kepalan tinju.
Para aktivis PMII ini memerotes 28 kepala desa di Sinjai yang melakukan kegiatan studi banding diakhir masa jabatannya.
Para kepala desa itu melakukan studi banding ke Ponggok, Klaten, Jawa Tengah.
Aktivis PMII Sinjai menilai kegiatan itu sebagai bentuk pemborosan anggaran karena mereka lakukan diakhir masa jabatan 28 kepala desa.
Sehingga hasil kunjungan itu dinilai tidak bisa dimaksimalkan dalam mendorong kesejahteraan masyarakat desa.
Sekretaris Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Sinjai, Abd Rajab mempersilahkan kepada mereka aktivis PMII untuk menempuh jalur hukum.
"Kami tidak mungkin halangi langkah mereka dalam berdemokrasi ini. Itu hak asasi mereka adik-adik mahasiswa," kata Kepala Desa Talle ini.