Tribun Makassar
Abdul Karim Menulis Klakson dari Perenungan Panjang
Sekretaris Umum LAKPESDAM NU Wilayah Sulsel, Abdul Karim rupanya menulis klakson diawali dari perenungan panjang.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Sekretaris Umum LAKPESDAM NU Wilayah Sulsel, Abdul Karim rupanya menulis klakson diawali dari perenungan panjang.
Hal itu disampaikan dalam Karim dalam Bincang Buku Klakson yang digelar LAKPESDAM NU Wilayah Sulsel secara daring.
Peserta bincang buku awalnya bertanya apakah Abdul Karim menulis karya melalui proses spiritualitas.
"Ini saya hindari diajak bicara bagaimana melahirkan naskah," kata Karim, Selasa (15/6/2021) malam.
Bukan kali ini saja, pertanyaan serupa rupanya sudah sering dijumpai Abdul Karim selama ini.
Dulu beberapa tahun klakson, Abdul Karim ditawari salah satu surat kabar Makassar menulis esai satu kali tiga Minggu. Karim rutin menulis selama 6 bulan.
Karim rupanya pernah mendapat telepon dari redaktur surat kabar Makassar tersebut tentang tulisannya berjudul Mimbar.
"Begitu terbit mimbar, saya ditelepon redaktur. Katanya ada kepala sekolah meminta nomor telepon saya menanyakan bagaimana menulis mimbar tersebut," kata Karim.
"Saya katakan, susah saya jelaskan, saya menulis semata-mata otodidak, tidak melalui teori-teori. Jadi saya susah bahasakan," sambung Karim.
Karim menceritakan, naskah klakson ia awali dari perenungan panjang, termasuk dalam memlih judul.
"Hari ini saya dapat judul, besok belum tentu saya pakai," ujar Karim.
Ketika menulis, Karim mengeskleosi ide, ia amati kenyataan. Karim membaca teks, kedua ia juga mambaca konteks.
"Itu saya eksplore. Bahan apa harus saya angkat, ide pokok. Ketika naskah jalan, di situ proses perenungan, saya lakoni di atas atap rumah jam 2 malam," katanya.
"Jadi saya bangun tulisan klakson dari kesunyian, keheningan, bahkan kadang-kadang kebisingan," katanya.
Pernah suatu waktu Abdul Karim perjalanan ke Gowa untuk membawakan materi. Ia pulang di tengah kebisingan.
"Akhirnya saya menulis demokrasi di gunung," katanya.
"Dari proses, dibangun dari proses ramai, kadang pula dari kesunyian, sepi tengah malam. Jadi diperbaiki, direvisi di situ prosesnya. Di balik kesunyian, saya tahu naskah klakson," ujarnya.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95