Virus Corona
Peneliti: Corona Varian Delta Bikin Pasien Lebih Sakit dan Telah Bunuh Banyak Orang
Varian baru ini pertama kali terdeteksi di India dan membunuh ribuan orang. Hal ini terjadi karena varian baru ini lebih berbahaya
TRIBUNTIMUR.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir, mengalami lonjakan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian pasien Covid-19 di Indonesia terinfeksi virus corona varian Delta.
Varian baru ini pertama kali terdeteksi di India dan membunuh ribuan orang. Hal ini terjadi karena varian baru ini lebih berbahaya dan lebih cepat menular ketimbang versi virus corona terdahulu.
Menurut dokter di China, varian yang terus menyebar ke seluruh dunia ini, dilansir The New York Times, disebut lebih membuat pasien menderita.
Para dokter menemukan bahwa pasien yang terinfeksi varian Delta menjadi lebih sakit.
Kondisinya pun memburuk dengan lebih cepat.
Dalam laporan terbaru, sebanyak 12 persen pasien di China alami sakit parah atau kritis. Ini terjadi dalam tiga hingga empat hari sejak gejala pertama kali muncul.
Direktur pengobatan perawatan kritis di Universitas Sun Yat-sen Guangzhou, Guan Xiangdong menyebut, sebelumnya kondisi pasien corona di China tak pernah separah ini.
"Sebelumnya, hanya 2 atau 3 persen pasien yang menjadi sakit parah atau kritis dalam jangka waktu tersebut, dengan jumlah yang terkadang meningkat hingga 10 persen," ujar Xiangdong.
Empat perlima dari kasus bergejala dilaporkan mengalami demam. Meskipun begitu, mereka mengatakan bahwa statistik itu masih belum sepenuhnya jelas kalau dibandingkan dengan versi virus lainnya.
Informasi baru dari dokter di China ini muncul seiring dengan berkembangnya kekhawatiran global terkait varian Delta yang telah menyebar ke sejumlah negara.
Direktur regional WHO Eropa mengatakan beberapa waktu lalu, bahwa varian ini "siap untuk bertahan" di Eropa.
Sekretaris Kesehatan Inggris juga mengatakan, varian Delta sudah membuat 91 persen kasus baru di negaranya.
Varian Delta memang disebut sebagai varian paling menular dari Covid-19.
Varian inilah yang memicu gelombang pandemi di berbagai negara. Sejauh ini, varian ini telah merebak sedikitnya di puluhan negara, termasuk Indonesia.
Para ilmuwan dari India menyebut bahwa varian ini 50 persen lebih menular daripada varian Alpha, yakni varian pertama virus corona.
Karena itulah para ilmuwan percaya Delta akan menjadi varian yang dominan secara global.
Gejala Terinfeksi Corona Varian Delta
Peneliti mengatakan, saat ini sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek menjadi gejala yang paling sering disebutkan terkait dengan infeksi Covid di Inggris.
Prof Tim Spector, yang sedang menjalankan studi Zoe Covid Symptom mengatakan apabila kita tertular virus COVID-19 varian Delta hal yang dirasakan oleh orang-orang yang lebih muda adalah "lebih seperti pilek”.
Tetapi meskipun mereka mungkin tidak merasa sakit parah, mereka bisa menular dan membahayakan orang lain.
Siapa pun yang mengira mereka mungkin memiliki Covid harus menjalankan tes.
Menurut NHS, gejala umum bagi orang-orang yang terkena virus Covid dan harus kita waspadai adalah batuk, demam, kehilangan penciuman dan hilangnya rasa.
Tetapi Prof Spector mengatakan bahwa gejala tersebut sekarang kurang umum, berdasarkan data yang diterima tim Zoe dari ribuan orang yang telah mencatat gejala mereka di sebuah aplikasi.
Perubahan itu tampaknya terkait dengan peningkatan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India dan sekarang menyumbang 90% dari kasus Covid di Inggris.
Prof Spector mengatakan bahwa demam tetap cukup umum tetapi kehilangan penciuman tidak lagi muncul di 10 gejala teratas.
1. “Off” Feeling
Varian Delta tampaknya bekerja sedikit berbeda.
Menurut Prof Spector, orang-orang mungkin mengira mereka baru saja terkena flu musiman sehingga mereka masih bepergian keluar.
"Kami pikir ini memicu banyak masalah. Pesan di sini adalah bahwa jika kalian masih muda, kalian akan mendapatkan gejala yang lebih ringan. Ini mungkin hanya terasa seperti pilek atau perasaan 'tidak enak' tetapi tetaplah di rumah dan lakukan tes jika sudah merasakan gejala-gejala seperti yang disebutkan tadi." Jelas Prof Spector.
2. Nyeri Otot
Demikian pula, Studi Imperial College London React melakukan penelitian terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris ketika varian Alpha dominan, mereka menemukan berbagai gejala tambahan yang terkait dengan Covid.
Gejala tersebut meliputi rasa menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan nyeri otot secara bersamaan.
Pemerintah mengatakan gejala Covid yang paling jelas adalah batuk terus menerus, suhu tinggi, kehilangan penciuman dan kehilangan rasa.
Jika khawatir dengan gejala-gejala tersebut maka kita bisa mencari saran medis.(*)