KKB vs TNI Polri
Nasib 1.700 Warga Puncak Papua Saat Kontak Senjata KKB dan TNI Polri Berlangsung, 4 Orang Tewas
Nasib 1.700 warga Kabupaten Puncak, Papua saat kontak senjata KKB dan TNI Polri berlangsung, 4 orang tewas
TRIBUN-TIMUR.COM - Aksi kejam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membuat sejumlah warga tak hidup tenang.
Setelah kontak senjata KKB dan TNI Polri, sekira 1.700 warga yang memilih meninggalkan rumahnya.
Mereka pilih mengungsi ke tempat yang dinilai aman, demi menghundari teror atau serangan KKB.
Warga yang mengungsi berasal dari 13 kampung di tiga distrik yakni Ilaga, Ilaga Utara, dan Mabugi.
Mereka mengungsi ke Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua dalam 2 bulan terakhir.
"Memang ada 1.700 warga yang mengungsi di Ilaga, tapi menurut saya mereka bukan mengungsi, tetapi hanya mengamankan diri untuk sementara," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Kamis (3/6/2021).
"Mereka ini mengamankan diri dari gangguan KKB wilayah puncak. KKB biasa menjadikan perkampungan warga sebagai tempat untuk mengumpulkan logistik mereka," kata dia.
Upaya mengantisipasi KKB kembali mencari logistik di perkampungan, Fakhiri memastikan personel keamanan yang telah ditempatkan di beberapa titik strategis tidak akan ditarik sehingga lokasi tersebut akan steril dari KKB.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua, Frits Ramandey mengaku telah menemui para pengungsi.
Menurut pengakuan para pengungsi mereka ingin segera kembali ke rumahnya masing-masing.
"Mereka minta difasilitasi untuk kembali ke kampungnya karena selama mereka mengungsi, tanaman dan ternak mereka tidak ada yang urus," kata dia.
Situasi memanas
Situasi keamanan di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, kembali memanas selama dua hari terakhir setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah.
Insiden pertama terjadi di luar Distrik Ilaga, yaitu di Kampung Eromaga, Distrik Omukia, pada Kamis (3/6/2021) sekitar pukul 13.00 WIT.
Saat itu, KKB menembak mati seorang warga bernama Habel Halenti yang sedang mengantar babi.
"Ini berawal dari mobil yang ke kampung (Eromaga) atas permintaan masyarakat sendiri. Sampai di lokasi mereka malah ditodong dan dilakukan penembakan terhadap almarhum," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri di Jayapura, Jumat (4/6/2021).
Saat tim dari Polres Puncak dan Satgas Nemangkawi hendak mengevakuasi korban, KKB kembali berulah dengan mencegat aparat gabungan sebelum tiba di lokasi kejadian.
Kontak senjata pun terjadi sekitar satu jam.
"Ini berlanjut pada penyeranggan terhadap personel Polres dan Satgas Nemangkawi yang datang untuk mengangkut jenazah dari TKP.
Terjadi kontak tembak, namun bisa sampai ke jenazah dan mengevakuasinya ke Puskesmas Ilaga," kata Fakhiri.
Rencana mengevakuasi korban ke Timika pada Jumat (4/6/2021) pagi pun gagal karena KKB membakar sejumlah fasilitas Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga, pada Kamis petang.
"Mudah-mudahan jenazah bisa dievakuasi besok (5/6/2021) ke Timika. Namun rupanya (aksi KKB) berlanjut pada malam hari," kata dia.
Fakhiri mengakui, aparat keamanan kurang cepat bertindak ketika mengetahui KKB ada di area bandara.
Namun hal itu dikarenakan, aparat keamanan tengah fokus melakukan evakuasi dan autopsi terhadap jenazah Habel Halenti.
"Memang karena kita terlambat melakukan pengamanan terhadap bandara karena tim dari Polres sedang mengevakuasi jenazah termasuk melakukan autopsi, sehingga ketika naik ke bandara pembakaran sudah terjadi terhadap APMS dan fasilitas bandara," kata dia.
Saat menuju bandara, aparat keamanan gabungan kembali dicegat KKB sehingga kembali terjadi kontak senjata.
Saat itu, aparat keamanan memilih mundur untuk menyusun strategi lebih matang.
"Pada jam 1 dini hari, bandara bisa dikuasai ulang dan dilakukanlah pengamanan dengan ambush di sekitar bandara sampai pagi hari," tuturnya.
Kemudian, pada Jumat pagi Tim Pam Rawan yang berpatroli melihat beberapa anggota KKB yang membawa senjata api di Kampung Niporolome.
Kontak senjata pun kembali terjadi di lokasi tersebut.
Para anggota KKB kemudian berlari ke dalam perkampungan sambil melepaskan tembakan.
Hanya saja, Kepala Kampung Niporolome beserta istri dan anaknya justru yang menjadi korban tewas.
"Di pagi hari, terjadi lagi kontak tembak karena ada yang masuk dengan membawa senjata ke Kampung Niporolome yang bertemu dengan Tim Pam Rawan yang mengakibatkan ada masyarakat yang kena tembak," kata dia.
Selain itu ada tiga warga lainnya yang mengalami luka tembak.
Fakhiri menyebut ketiga jenazah baru bisa dievakuasi pada siang hari ke rumah sakit.
"Kita sendiri belum bisa pastikan (korban) kena peluru siapa, namun atas permintaan masyarakat di kampung, jenazah kedua almarhum itu dibawa ke kampung dan telah dilakukan pembakaran secara adat," kata Fakhiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Papua Sebut 1.700 Warga Mengungsi ke Distrik Ilaga karena Takut KKB"