Alumni Unhas
Catatan dari Alumni: Unhas Butuh Pemimpin Baru
Unhas mengalami tantangan jebakan rutinitas, dosen yang hanya sibuk mengajar dan kalaupun mengisi jurnal hanya untuk akreditasi dan kepangkatan
Jadilah konsep Lappo Ase yang merupakan hasil riset Unhas diadopsi Soeharto untuk mengembangkan pangan di semua daerah, hingga ahirnya Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan.
Selain Lappo Ase, pastinya publik ingat konsep Tri Konsepsi pembangunan, yang dikembangkan Rektor Prof Amiruddin. Yaitu dimulai dengan perubahan pola pikir (modenisasi kultur), pengwilayahan komoditas, dan petik-tangkap jual.
Konsep ini selanjutnya diimplementasi sebagai visi ekonomi pembangunan Sulsel hingga membuat provinsi ini sebagai lumbung pangan nasional dan sentra pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.
Tingginya apresiasi negara tersebut, terjadi karena memang kultur akademisi di Unhas berjalan baik.
Pendidikan, riset, dan pengabdian berperan efektif.
Namun, setelah dua dasawarsa terakhir ini, tri darma PT Unhas itu banyak dipertanyakan. Kemana Unhas?
Otokritik Kampus
Mutu perguruan tinggi ditunjang 5 hal yaitu: mahasiswa, dosen, guru besar, hasil riset, dan alumni.
Kelimanya, Unhas mengalami tantangan jebakan rutinitas. Yaitu dosen yang hanya sibuk mengajar dan kalaupun mengisi jurnal hanya untuk akreditasi dan keperluan kepangkatan.
Buktinya, tidak ada hasil riset baru yang dipublikasi bahkan bersifat aplikatif.
Lebih prihatin lagi, jurnal ilmiah yang seharusnya menjadi sarana pertukaran wacana akademisi, setelah jurnal Lontara mati, tidak ada yang terbit lagi.
Unhas punya 1.030 Orang Dosen Bergelar Doktor, dan 293 diantaranya Guru besar, terpaut satu angka jumlah banyaknya dengan UI (294 orang).
Sudahkah sejalan banyak jumlah Gubes Unhas dengan kualitas tinggi kontribusinya kepada bangsa-negara?
Berapa banyak riset dan konstribusi guru besar Unhas dalam melahirkan ilmu?
Apa saja inovasinya?