TRIBUN TIMUR WIKI
Sejarah Hari Ini: Gempa & Tsunami 2 Juni 1994 di Pesisir Pantai Selatan Jawa Timur, 173 Orang Tewas
gempa terjadi sekitar pukul 18.17 WIB, disusul dengan terjadinya gelombang tsunami pada pukul 01.30 WIB.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Gempa yang terjadi mengakibatkan tsunami di beberapa daerah di Jawa Timur.
Menurut keterangan yang dikumpulkan Kompas, gempa itu melahirkan gelombang tsunami setinggi 7 meter.
Ombak begitu cepat dan tiba-tiba meluluhlantakkan perkampungan nelayan. Seperti di Desa Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Gelombang menyapu perkampungan nelayan yang terletak sekitar 150 meter dari bibir pantai.
Sedikitnya 61 tewas dan 213 rumah rata dengan tanah. Demikian pula gedung sekolah, tempat pelelangan ikan (TPI), kantor musnah.
Di Blitar dilaporkan, gelombang air laut mencapai ketinggian 6 meter menyapu tempat pendaratan ikan di Jalasutro, Kecamatan Binangun, Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo dan Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto.
Tambakrejo yang merupakan sentra nelayan terbesar benar-benar luluh lantak.
Kepala Sub Bidang Analisa Geofisika pada kantor BMG (Badan Metereologi dan Geofisika) Taufik Rivai Dea menjelaskan, besarnya jumlah korban kemungkinan akibat keruntuhan bangunan, sedang hilangnya penduduk akibat tersapu tsunami.
Taufik mengatakan tsunami dapat terjadi akibat subduksi pada patahan normal di lautan, yaitu anjloknya tepi lempeng yang satu lebih rendah dari tepi lainnya yang berada di bawah daratan.
Penurunan permukaan itu menyebabkan permukaan air laut menurun karena sebagian mengisi permukaan yang anjlok itu namun kemudian berbalik menuju ke daratan bersama dengan gelombang laut di belakangnya.
Hal itu menyebabkan gelombang pasang lebih tinggi dari biasanya.
Di Selatan Pulau Jawa, urai Taufik, terdapat pertemuan lempeng antara lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia (Eropa-Asia).
Pertemuan kedua lempeng ini, ahli geofisika, Dr Prih Harjadi beberapa waktu lalu menjelaskan, terbentang menyusuri perairan di selatan Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, kemudian berbelok ke Kepulauan Maluku. Lempeng India-Australia bergerak lebih aktif ke utara mendesak Lempeng Eurasia.
Lebih lanjut Taufik menjelaskan, data gempa yang diperoleh PGN (Pusat Gempa Nasional) di Jakarta dengan sistem telemetri dari Balai Wilayah Gempa I di Sumut, Jabar, dan Bali.
Hasil yang diperoleh itu memberikan data kekuatan gempa 5,9 SR, yang diperoleh dengan mengukur badan gelombang gempa (body wave) sedangkan kekuatan gempa yang tercatat di USGS Amerika Serikat sebesar 7,2 SR.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com