Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PDI Perjuangan

Ganjar Pranowo Dianggap Terlalu Berambisi Jadi Presiden

Puan Maharani memberi pengarahan kepada kader partai berlambang banteng itu di Jawa Tengah.

Editor: Muh. Irham
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah 

Apa yang dikatakan Bambang Pacul itu ditengarai terkait tingginya intensitas Ganjar di media sosial dan media publik terkait pencapresan.

Padahal, hal serupa tidak dilakukan oleh kader PDI Perjuangan lain yang juga berpotensi untuk nyapres. Bambang mengatakan, kader PDI Perjuangan lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama. Hanya saja mereka tak berani karena belum mendapatkan perintah Ketua Umum.

Ia menuturkan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran pemilihan presiden yang sesungguhnya.

Elektabilitas saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan media sosial. Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.

”Ini bukan teguran, karena ia (Ganjar) merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDI Perjuangan Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri),” tukasnya.

Saat ditanyakan apakah Ganjar sudah menyatakan terang-terangan akan nyapres, Bambang menuturkan Ganjar tidak pernah mengakui ingin maju nyapres.

Namun, sebagai orang politik, pihaknya mengetahui bahwa Ganjar berambisi.

”Kalau dia menjawab, kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," katanya.

Arahan Puan

Sementara itu Puan Maharani dalam pidatonya di hadapan kader PDIP se-Jateng memberikan pesan kepada para kader untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.

Menurut Puan, Jawa Tengah menjadi daerah suara terbanyak PDI Perjuangan. Maka itu, semua kader PDIP di Jateng diingatkan untuk berjuang secara riil.

Apalagi jika kader tersebut saat ini menduduki jabatan sebagai pemimpin, maka perjuangan di lapangan sangat dibutuhkan.

Puan pun membeberkan model pemimpin yang ideal bagi PDI Perjuangan. Yakni pemimpin yang sering dilihat oleh teman-teman seperjuangan dan turut turun bersama dengan para pendukungnya di lapangan, bukan hanya di media sosial.

"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan di sosmed (media sosial)," tegas Puan .

Ia menuturkan media sosial memang diperlukan pada era teknologi saat ini. Namun demikian, dalam berjuang tidak hanya berhenti di media sosial.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved