Hamas
Hamas Punya 2 Syarat Gencatan Senjata Tapi Israel Bersikeras, Joe Biden Turun Tangan
Hamas punya 2 syarat gencatan senjata, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden setuju tapi Israel bersikeras tetap menyerang
TRIBUN-TIMUR.COM - Hamas punya dua syarat gencatan senjata, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden setuju tapi Israel bersikeras tetap menyerang.
Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kontingen militer Israel.
Namun genjatan senjata itu memiliki dua syarat, menurut seorang pejabat senior Hamas.
"Kami memberi tahu semua pihak bahwa kami akan menerima gencatan senjata bersama dengan Israel dengan dua syarat," kata Dr Basem Naim, mantan menteri kesehatan Palestina yang sekarang menjadi kepala dewan hubungan internasional Hamas, kepada ABC News diwartakan pada Rabu (19/5/2021).
Pertama, pasukan Israel harus menghentikan serangan ke kompleks Masjid Al-Aqsa dan menghormati situs tersebut.”
“Kedua, Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah. Kondisi ini sesuai dengan hukum internasional, bukan hanya syarat yang diharapkan oleh otoritas Hamas."
Namun menurut seorang pejabat Israel yang mengetahui langsung masalah tersebut, mengaku Israel, bagaimanapun, tidak tertarik dengan syarat apa pun.
"Kami menyatakan berhenti sebelum waktunya adalah memberi Hamas kemenangan yang diinginkannya," kata pejabat Israel itu kepada ABC News pada Selasa malam (18/5/2021).
"Hamas harus kalah sebagai hasil akhir dari (pertempuran) ini."
Kebuntuan tampak terjadi saat babak pertarungan antara kedua belah pihak memasuki hari ke-10 berturut-turut.
Hamas, yang memperoleh mayoritas dalam pemilihan legislatif Palestina 2006.
Kelompok ini mengambil kendali Jalur Gaza pada 2007 setelah memerangi saingannya dari pasukan Palestina.
Sebelumnya kelompok militan ini mengaku serangan roketnya ke Israel merupakan tanggapan atas bentrokan baru-baru ini, antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di Kota Tua Yerusalem di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.
Situs itu merupakan salah satu tempat paling suci dalam Islam.
Sementara bentrokan pecah di tengah meningkatnya kemarahan atas potensi penggusuran puluhan warga Palestina.