Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini AM Sallatu

Rekalibrasi Paham Pembangunan di Sulsel, Perlu Cuci Otak Paham Pembangunan di Masa Pandemi

Rekalibrasi Paham Pembangunan di Sulsel, sementara pembangunan infrasturktur telah merajai paham pembangunan dalam dua tahun terakhir. Perlu cuci otak

Editor: AS Kambie
dok.tribun
AM Sallatu 

Sejujurnya, pergerakan kehidupan ekonomi terletak pada sektor rumah tangga produktif, yang betapapun kecil skalanya, namun akan signifikan secara kumulatif dan melibatkan banyak rumah tangga.

Pertanyaannya, apa yang telah dipikirkan dan dilakukan untuk kepentingan sektor rumah tangga produktif ini?

Mereka ini sangat jauh tersisih dalam kaitan pembangunan infrastruktur maupun paham pembangunan yang dianut sejauh ini.

Tentu tanpa menafikan prospek pelaku pembangunan kelas menengah dan besar yang sudah selama ini selalu mendapatkan pemihakan kebijakan, dan masih meneriakkan pemihakan seperti itu.

Kegiatan sektor rumah tangga produktif juga sudah membutuhkan sentuhan dan pemihakan nyata.

Beberapa tahun lalu, dengan berbasis evidence dan data yang tersedia, sudah pernah ditunjukkan betapa tidak inklusifnya pembangunan di Sulsel.

Betapa kesenjangan pendapatan antar kelompok masyarakat tetap saja menganga.

Sudah sejak lama di Sulsel membentuk pola huruf K dalam ilustrasi BS, yaitu yang berpendapatan tinggi tetap saja meningkat dan yang berpendapatan rendah tetap saja terpuruk.

Di antara mereka yang berpendapatan rendah ini memang ada yang terkait dengan UMKM, tetapi yang jauh lebih besar jumlahnya adalah petani marjinal yang berlahan sempit dan buruh tani.

Ironinya, karena Sulsel adalah wilayah yang berbasis sektor pertanian.

Tetapi 40 persen rumah tangga petani yang berada pada lapisan terbawah, nyaris tidak tersentuh oleh kebijakan pembangunan.

Hanya sedikit dari mereka yang terkait dengan komoditas unggulan sektor pertanian di wilayah ini.

Mereka ini, yang selama pandemi, harus bekerja keras dan produktif termasuk secara off-farm, demi untuk mengepulkan asap dapur mereka.

Para penentu kebijakan perlu datang mencermati kehidupan ekonomi senyatanya yang ada di pelosok daerah.

Kegiatan rumah tangga produktif saat ini membutuhkan tindakan nyata untuk mendorong permintaan efektif (effective demand), yang menjadi bahasan teori ekonomi tersebut.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved