Tribun Sinjai
Guru PAUD dan TK Sinjai Juga Bakal Divaksin
Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai, merencanakan melakukan vaksin kepada seluruh tenaga guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Suryana Anas
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA- Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan merencanakan melakukan vaksin kepada seluruh tenaga guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).
Hal itu dilakukan menjelang pembelajaran tatap muka di sekolah pada tahun ajaran baru ini.
Seluruh tenaga pendidik Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah divaksin.
"Untuk sekarang ini kami fokus pada vaksinasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan seluruh satuan pendidikan di Sinjai," kata Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, Kamis (20/5/2021).
Selain itu, mereka juga telah mengoptimalkan persiapan dari sarana pra sarana keamanan virus covid di sekolah.
"Insyallah kami yakin pada saat akan diberlakukan PTM ini akan dapat memenuhi standar protokol kesehatan (sesuai Daftar Periksa Satgas Covid kabupaten)," kata Jefrianto.
Vaksinasi ini dilakukanuntuk membuktikan kepada masyarakat bahwa tenaga pendidik dan kependidikan di Sinjai memberi jaminan keselamatan bagi seluruh siswa dan sebagai bukti keseriusan dinas pendidikan dalam proses PTM di sekolah pada Tahun Ajaran 2021-2022.
"Keseluruhan jumlah tenaga guru, operator, tenaga perpustakaan dan bujang sekolah sejumlah 4.944 orang yang divaksin secara berkala sesuai jadwal yang ditentukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai," kata Jefrianto.
Kurang lebih dari satu tahun, pihak satuan pendidikan di Kabupaten Sinjai menutup sekolah.
Oleh guru menerapkan sistem pembelajaran online atau dalam jaringan.
Namun guru tidak semua menerapkan sistem pembelajaran online.
Sebab di Kabupaten Sinjai masih ada 24 desa dan kelurahan yang daerahnya blank spot tak dijangkau jaringan telepon seluler.
Atas kondisi tersebut memaksa guru harus berjuang menjangkau murid dan siswanya.
Pembelajaran tersebut kadang tidak efektif karena murid maupun siswa kerap meninggalkan rumahnya dan ikut membantu orang tua mereka di sawah atau di kebun saat waktu jam pembelajaran dilakukan.
Sedang bagi murid atau siswa kerap disalahgunakan telepon cerdas yang diadakan oleh orang tua mereka.
Sebab lebih banyak digunakan smart phone tersebut bermain game. (*)