Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kesaksian Warga Indonesia di Gaza; Israel Frustasi Tak Temukan Target Musuh hingga Sasar Warga Sipil

Kesaksian Warga Indonesia di Gaza; Israel Frustasi Tak Temukan Target Musuh hingga Sasar Warga Sipil

Editor: Ilham Arsyam
instagram
Muhammad Husein 

TRIBUN-TIMUR.COM - Muhammad Husein, salah satu warga Indonesia di Jalur Gaza sekaligus aktivis kemanusiaan mengungkapkan kondisi terkini dari Palestina.

Husein yang kerap menjadi narasumber sejumlah TV Nasional ini menceritakan jika militer Israel saat ini mengalami frustasi.

Pasalnya, Israel disebutnya tak bisa lagi membendung serangan militan Hamas dan sejumlah militan lain dari Gaza.

Roket-roket yang ditembakkan dari Gaza berhasil menembus Iron Dome, sistem pertahanan udara Israel.

"Iron Dome hanya bisa menghalau roket kecil yang jangkauannya terbatas, sementara roket besar dan berhulu ledak tinggi berhasil menjangkau kota-kota Israel," katanya saat live via Youtube, Minggu (16/5/2021).

Husein menambahkan, Israel tambah frustasi karena tak bisa menemukan titik musuh mereka.

Akibatnya, warga sipil pun menjadi korban. Termasuk gedung-gedung pemerintah dan kantor media di Gaza tak luput dari serangan tentara zionis.

"Itu karena Israel tak menemukan taget hingga menyerang membabi buta," katanya.     

Husein menambahkan, Sabtu malam waktu setempat menjadi hari terparah serangan Israel ke Gaza.

"Malam ini adalah malam terpanas, terparah dan terbrutal sejak dimulainya serangan," katanya.

Berdasarkan laporan yang diterima Husein hingga Minggu (16/5/2021) siang, tercatat ada lebih dari 180 warga sipil Palestina yang terbunuh oleh serangan Israel.  

Pertama Kalinya Presiden AS Joe Biden Telepon Presiden Palestina

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan panggilan telepon pertamanya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Dalam panggilan telepon tersebut, kedua pemimpin negara tersebut prihatin dengan apa yang terjadi pada pertempuran Israel-Gaza ini dikarenakan banyak warga sipil tak bersalah yang jadi korban.

Seperti dikutip Reuters, Biden dalam percakapan via telepon tersebut menekankan Hamas juga perlu menghentikan penembakan roket ke Israel.

Ia juga telah mengirim seorang utusan untuk mencoba meredam kekerasan yang telah menewaskan puluhan orang di Gaza dan setidaknya 10 di Israel, tetapi upaya tersebut belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Selain itu, Biden juga menyampaikan komitmen AS untuk memperkuat kemitraan AS-Palestina dan menyoroti keputusan pemerintahannya baru-baru ini untuk memulihkan bantuan ke Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel yang sebelumnya dipotong saat Presiden Donald Trump masih menjabat.

Ringkasan seruan yang dirilis kantor berita resmi Palestina, WAFA, menyebutkan Biden menentang penggusuran warga Palestina dari Sheikh Jarrah Yerusalem Timur.

Kasus hukum berkepanjangan atas penggusuran tersebut juga salah satu yang memicu ketegangan di kota suci dan memicu pertempuran antara Israel dan militan Gaza.

Otoritas Palestina Abbas (PA) memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat yang diduduki, bagian dari wilayah yang direbut Israel, bersama dengan Gaza dan Yerusalem Timur, dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Tapi PA memberikan sedikit pengaruh atas Gaza dan penguasanya Hamas, yang menguasai daerah kantong Palestina pada 2007 setelah pertengkaran berdarah dengan partai Fatah Abbas.

Beberapa analis mengatakan, Hamas tampaknya melihat eskalasi dengan Israel sebagai kesempatan untuk meminggirkan Abbas dan menampilkan dirinya sebagai penjaga Palestina di Yerusalem, yang sektor timurnya mereka cari untuk negara masa depan.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved