AGH Sanusi Baco Wafat
Cerita Kedekatan AGH Sanusi Baco dengan Muhammadiyah Sulsel
Cerita Kedekatan AGH Sanusi Baco dengan Muhammadiyah Sulsel dibeberkan Prof Ambo Asse
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulawesi Selatan Prof Ambo Asse menyampaikan duka cita atas kepergian Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulsel, Anre Gurutta Haji M Sanusi Baco Lc, Sabtu (15/5/2021) malam.
"Atas nama Keluarga Besar Muhammadiyah Sulawesi Selatan, dan Universitas Muhammadiyah Makassar kami ucapkan turut berduka cita atas kepergian AGH Sanusi Baco," kata Prof Ambo Asse kepada tribun-timur.com, Minggu (16/5/2021).
Prof Ambo Asse mengenang momen terakhir AGH Sanusi Baco mengisi acara Tabligh Akbar Muhammadiyah 2017, bersama Prof Din Syamsuddin di masjid raya.
Prof Ambo Asse menilai, kiprah AGH Sanusi Baco sebagai Ketua MUI Sulsel, menjadi perekat antar ormas Islam.
Menurutnya, pikiran dan keteladanan AGH Sanusi Baco dalam tindakan keseharian layak menjadi contoh bagi umat.
AGH Sanusi Baco yang berlatar belakang NU memiliki kedekatan khusus di kalangan Muhammadiyah, khususnya para mubalig.
Pada saat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dipimpin Dr KH Alwi Uddin, AGH Sanusi pernah diundang dalam acara refreshing Mubalig 2013.
Kegiatan digelar Majelis Tablih Muhammadiyah Sulsel menjelang Ramadan.
Acara tersebut digelar pada bulan Juli 2013, di Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 no 38, Makassar.
Saat itu, Dr KH Alwi Uddin berpandangan, persatuan umat Islam bukan mustahil diwujudkan.
Apalagi tantangan keumatan dan kebangsaan cukup kompleks, membutuhkan benteng pertahanan umat yang kokoh.
“Sempat muncul kritikan. Kalau mengundang Kiai NU bawakan pengajian di Muhammadiyah, seolah-olah tidak ada lagi Kiai di Muhammadiyah yang bisa bawa pengajian,” kata Kiai Alwi ketika itu, dikutip dari siaran pers Muhammadiyah Sulsel.
Meski demikian, lanjut Alwi, pihaknya tetap mengundang Sanusi Baco.
“Sudah lama pentingnya persatuan umat jadi bahan ceramah, tapi kita tidak mengambil langkah nyata untuk mewujudkannya. Kami memulai satu langkah. Tantangan keumatan dan kebangsaan, menuntut pentingnya kita bersatu untuk kepentingan yang lebih besar,” ungkap KH Alwi Uddin saat itu.
Saat bicara di depan mubalig Muhammadiyah itulah, Sanusi Baco mengatakan bahwa dai Muhammadiyah Sulsel sangat berperan aktif dalam pengembangan amar ma`ruf nahi mungkar kepada masyarakat luas.
Ia menambahkan Al-Qur`an yang lebih berhak diajarkan karena kandungannya mengandung nilai kebenaran yang hakiki, mukjizat, dan hidayah keselamatan.
Hidayah itu dibagi beberapa macam yaitu hidayah hammah, hidayah hassah, hilalah, ma`unah dan fitrah.
Selanjutnya, Sanusi Baco mengingatkan, bahwa Al-Qur`an adalah pedoman umat Islam dan sangat ilmiah sehingga diharapkan para pendakwah untuk melakukan secara ilmiah.
Sanusi Baco memahami betul bahwa Muhammadiyah memiliki slogan “Ilmu Amaliah, Amal Imiah”
Sebelumnya diberitakan, Ulama kharismatik Sulsel, Anre Gurutta Haji M Sanusi Baco Lc (1937-2021), meninggal dunia di RS Primaya d/h RS Awal Bros, Jl Urip Sumiharjo, Panaikang, Makassar, Sabtu (15/5/2021) selepas isya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel ini meninggal setelah dirawat tim dokter penyakit dalam dan ahli Jantung, sejak 13 Mei 2021.
Hingga pukul 21.30 Wita, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka, Jl Kelapa Tiga No 31, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Makassar.
Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam, Rektor UIN Alauddin Prof Dr Hamdan Juhannis, terlihat ikut membacakan Yasin di depan jenazah almarhum.
Ketua Dewan Syuro PW Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel ini, dijadwalkan dimakamkan di pondok pesantren Nahdlatul Ulum, Soreang, Barandasi, Kecamatan Bontoa, Maros, sekitar 35,2 km utara Kota Makassar.(*)
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95