Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Luwu Utara

Warga Rampi Digotong 20 Km ke Puskesmas, Tokoh Masyarakat Kirim Surat Terbuka ke Plt Gubernur Sulsel

Warga Rampi Digotong 20 Km ke Puskesmas, Tokoh Masyarakat Kirim Surat Terbuka ke Plt Gubernur Sulsel

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
ist
Warga Desa Rampi, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, digotong sejauh 20 kilometer untuk berobat ke Puskesmas Rampi. 

TRIBUNLUTRA.COM, RAMPI - Tokoh masyarakat asal Rampi, Freddy Erents mengirim surat terbuka kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.

Selain gubernur, surat terbuka yang diposting Freddy Erents pada akun Facebook-nya juga ditujukan kepada Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani dan Ketua DPRD Luwu Utara Basir.

Surat terbuka berisi keluhan buruknya akses transportasi di Rampi.

Mengakibatkan seorang warga terpaksa digotong 20 kilometer untuk pergi berobat ke Puskesmas.

Dalam postingan itu, ia menyertakan empat foto yang memperlihatkan sejumlah warga sedang menggotong.

Berikut surat terbuka Freddy Erents dikutip TribunLutra.com, Sabtu (15/5/2021).

Yth,
1. Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman
2. Bupati Luwu Utara Ibu Indah Putri Indriani
3. DPRD Luwu Utara
Di Tempat

Dengan hormat,

Saya menyampaikan Selamat Idulfitri bagi Bapak & Ibu Sekalian.

Dalam foto yang saya posting (sudah di posting juga oleh beberapa penggiat FB), jelas terlihat ORANG SAKIT YANG DITANDU DARI DESA NYA MENUJU PUSKESMAS YANG BERJARAK SEKITAR 20 Km.

Kejadian ini di Kecamatan Rampi dari Bangko (Desa Rampi) menuju Puskesmas yang terletak di Desa Sulaku.

Ini terjadi karena tidak ada akses Jalan yang dapat dilalui Kendaraan Mobil.

Sampai saat jelang 76 tahun Indonesia Merdeka, kejadian seperti ini selalu terjadi di Kecamatan Rampi.

Apa gunanya ada Pemerintah? Ada Gubernur, Bupati dan juga DPRD? Inikah AMANAT yang telah kalian jalankan? Luar biasa apa yg terjadi di Rampi.

Dapat saya katakan TIDAK ADA PERHATIAN yang serius tentang Rampi bagi para pihak pengambil keputusan!! Rampi itu Indonesia!!

Tapi mengapa di tempat lain daerah yg terisolir telah mendapatkan perhatian dengan Pembangunan Infrastruktur sementara Rampi hanya JANJI TINGGAL JANJI  !! Sebegitu susahnya kah untuk membangun Rampi? Atau ada unsur lain?

Bukankah Anda semua telah diberi Amanah untuk kesejahteraan masyarakat  ? Tidak tahu kemana lagi harus mengadu  !!

Mohon Perhatian Pemerintah Pusat Cq. Bpk. Presiden Joko Widodo , Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI

Saya datang mengetuk pintu hati Bapak/Ibu sekalian, kalau ini terjadi pada keluarga Anda, apa yg Anda lakukan? Mohon respon positif.

Sementara itu, sebelumnya foto warga Rampi digotong sejauh 20 kilometer untuk berobat ke Puskesmas viral.

Sejumlah foto beredar di media sosial dan ramai diperbincangkan.

Pemuda Rampi, Bangsi Bati, mengatakan kejadian itu benar.

Warga yang digotong bernama Dina Da'a, asal Desa Rampi, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Selasa (11/5/2021).

Menurut Bangsi, Dina ditandu akibat buruknya akses jalan di Rampi.

"Dia ditandu 20 kilometer untuk pergi berobat ke Puskesmas," kata Bangsi saat dikonfirmasi.

Sementara itu, salah satu Pejabat Kecamatan Rampi Musriyamin mengatakan, Dina sudah mendapat perawatan rumah sakit di Palopo.

Menurut dia, saat tiba di Puskesmas Rampi, pasien diterbangkan ke Masamba lalu dirujuk ke Palopo.

"Beliau langsung (Camat Rampi) ke RS Andi Djemma Masamba membantu menyelesaikan masalah warganya, untuk segera dapat dirujuk ke Palopo," kata Musriyamin.

Orang sakit atau meninggal yang ditandu di Rampi bukan hal baru.

Belum memadainya akses transportasi di sana jadi penyebab.

Sekadar informasi, belum ada jalan aspal di Rampi.

Jalan di sana hanya bisa dilalui dengan motor, mobil belum.

Rampi tepat berada di perbatasan Sulsel dengan Sulteng.

Jaraknya 86 kilometer dari ibu kota Luwu Utara, Masamba.

Untuk pergi ke Rampi hanya bisa dengan menggunakan motor modifikasi melalui jalur darat.

Atau menggunakan pesawat perintis melalui Bandara Andi Djemma.

Enam desa di kecamatan terpencil tersebut dihuni sekitar 3.500 penduduk.

Tidak ada listrik dan jaringan internet di sana.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved