Tribun Travel
Nikmatnya Tape Ketan Hitam, Hidangan Penutup Wajib Ada di Pinrang Saat Lebaran
Nikmatnya Tape Ketan Hitam, Hidangan Penutup Wajib Ada di Kabupaten Pinrang Saat Lebaran
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNPINRANG.COM, PINRANG - Tape ketan hitam adalah hidangan populer di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Tape merupakan hidangan yang diperoleh dari hasil fermentasi.
Hidangan tape biasa ditemui saat momentum lebaran.
Salah satu hidangan penutup yang harus dicoba setelah menyantap buras, tumbuh, opor ayam dan nasu likku adalah Tape.
Warga Kabupaten Pinrang biasanya menyantap tape dengan dicampur sirup, es buah, es campur atau pun es cendol.
Untuk membuat hidangan tersebut, hanya perlu empat bahan. Yakni ketan hitam, ketan putih, ragi dan gula.
Kedua ketan tersebut dicampur dan dibersihkan terlebih dahulu. Lalu di masak hingga lumayan matang.
Kemudian di siram air panas sebanyak dua gelas dan lanjut di masak lagi sekitar 10-15 menit.
Setelah itu diberikan ragi yang sudah dicampur gula pasir.
Penggunaan ragi sangat berpengaruh dengan keberhasilan Tape.
Campuran ragi dan gula tersebut ditaburi ke ketan yang sudah jadi.
Selanjutnya dibentuk bulat dan disusun ke dalam wadah yang tertutup rapat.
Kalau perlu dibungkus menggunakan kain lagi.
Lalu, ditunggu hingga tiga hari.
Salah satu warga Pinrang, Puang Wellang, tidak pernah absen membuat Tape saat lebaran.
"Percuma ada makanan berat saat lebaran kalau tidak ada hidangan penutup yaitu Tape," kata Puang Wellang kepada Tribunpinrang.com, Sabtu, (15/05/2021).
Puang Wellang biasanya menyantap Tape dengan es campur agar rasanya lebih nikmat.
"Tapi dimakan sendiri juga enak," ucapnya.
Ia biasanya membuat Tape sebanyak empat liter. Dikarenakan keluarganya sangat menyukai Tape.
"Kalau datang itu keluarga jauh, Tape pertama yang diingat. Bukan lagi buras atau makanan lainnya," terangnya.
Ia menuturkan, Tape buatannya digemari keluarga karena rasa manisnya yang pas.
Untuk membuat Tape, kata Puang Wellang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar hasil Tapenya manis.
"Tidak sembarang orang bikin Tape. Harus diperhatikan raginya. Apakah ragi baru (yang masih aktif) atau sudah lama," bebernya.
"Faktor penentu lainnya itu kebersihan diri kita. Ada pantangannya, jadi yang sedang menstruasi itu tidak boleh bikin Tape. Trus tangan juga harus benar-benar bersih," sambungnya.
Menurutnya, kalau hal itu tidak diperhatikan maka fermentasi Tape tidak akan berhasil.
"Tapenya tidak berhasil kalau faktor tersebut tidak diperhatikan. Tape yang tidak berhasil itu kalau setelah di buka itu berjamur ataupun tidak manis," ungkapnya.
Sebagai informasi, di Kabupaten Pinrang warga lebih suka membuat Tape ketan hitam ketimbang tape yang berbahan dasar lain.(*)
Laporan Wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani