Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Konflik Israel dan Palestina

Jarang Kutuk Aksi Israel, Amerika Langsung Kecam Saat Palestina Gempur Negeri Yahudi, Ini Alasannya?

Anak Emasnya Amerika dan jarang kecam Israel, Tapi Amerika langsung mengutuk serangan militer Palestina ke Negeri Yahudi serta biarkan lakukan balasan

Editor: Arif Fuddin Usman
AFP/Mahmud Hams via Google
Serangan Israel dengan menggunakan pesawat tempur cacat. Itu dilakukan dengan dalih tak disalakan jika ada korban jiwa dari pihak sipil? 

Sementara itu, fakta bahwa Biden belum mencalonkan duta besar untuk Israel dapat mempersulit tanggapan AS terhadap kekerasan baru-baru ini.

AS merespons ketika ketegangan di Yerusalem meningkat dengan cepat setelah Israel melancarkan serangan udara balasan.

Serangan Israel itu sebagai tanggapan atas tembakan roket Hamas ke Yerusalem dan Israel selatan.

Serangan  tentara Israel itu, menyebabkan korban, di mana korban termasuk anak-anak.

Kekerasan berlanjut selama berminggu-minggu, mendorong krisis dalam hubungan antara Israel dan Palestina.

Menurut The Hill, sebuah bangunan 13 lantai di Jalur Gaza runtuh pada malam 11 Mei saat serangan udara Israel.

Balasan Hamas

Hamas terus membalas dengan menargetkan Tel Aviv dengan puluhan roket pada malam hari yang sama ketika serangan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Video yang disiarkan menunjukkan langit di Tel Aviv bersinar ketika rudal pencegat dilepaskan Israel.

Insiden 11 Mei itu menyebabkan sekitar 20 warga Palestina dan 2 warga Israel tewas.

Tor Wennesland, koordinator khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk proses perdamaian Timur Tengah, mendesak para pihak untuk menyebarkan rekaman kekerasan di Twitter.

Ia juga memperingatkan bahwa situasinya meningkat menjadi perang skala penuh.

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan para pejuang Jalur Gaza akan membayar "harga tinggi" setelah serangkaian rudal ditujukan ke Tel Aviv.

Sebagai tanggapan, Hamas mengumumkan akan bereaksi terhadap serangan udara berikutnya.

Sebelum perkembangan mencekam, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada 12 Mei untuk membahas situasi kekerasan di kawasan tersebut.

Sumber: Grid.ID
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved