Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sejarah Aqua

Mengenal Tirto Utomo Pendiri AQUA, Awalnya Dianggap Gila Jual Air Putih Lebih Mahal dari Bensin

Mengenal Tirto Utomo pendiri Aqua, Awalnya Dianggap orang gila karena jual air putih lebih mahal dari bensin

Editor: Mansur AM
net
Tirto Utomo dan sejarah AMDK Aqua. Awalnya dianggap gila karena menjual air lebih mahal dari bensin 

Sosok Tirto Utomo pendiri Aqua, awalnya dianggap orang gila karena jual air putih

TRIBUN-TIMUR.COM - Tahun 1973 ia disebut orang aneh.

Karena idenya menjual air putih yang harganya di atas bensin bahan bakar utama saat itu.

Padahal waktu itu, air putih melimpah dan gratis.

Kini perusahaannya sudah mengantarkan ia dan keluarganya masuk deretan orang terkaya di Indonesia. Ya, dialah Tirto Utama.

PT Aqua Golden Mississippi merupakan perusahaan pemegang merek Aqua.

Perusahaan ini tercatat menjadi produsen air mineral minum kemasan terbesar di Indonesia dari sisi pangsa pasar. 

Sejarah Aqua hingga sangat populer ini tak bisa dilepaskan dari Tirto Utomo.

Ia merupakan pengusaha Indonesia yang pertama kali memperkenalkan minuman air putih dalam kemasan di Tanah Air.

Pada tahun 1970-an, minuman air putih atau air tawar yang dikemas dalam botol merupakan hal yang dianggap tidak lazim.

Membotolkan air minum saat itu masih dianggap hal yang aneh dan sulit diterima.

Air konsumsi umumnya adalah air tanah yang direbus, bukan air yang dikemas dalam botol.

Sementara air botol berasal dari air yang disterilkan.

Dilansir dari laman resmi Aqua, Jumat (114/5/2021)

Tirto Utomo mulai merintis bisnis air mineral kemasan pada tahun 1973 dengan mendirikan pabrik di Pondok Ungu, Bekasi. 

Setahun setelahnya, perusahaan memperkenalkan merek Aqua dengan kemasan 950 ml dalam botol kaca dari pabriknya di Bekasi.

Air kemasan itu dijual seharga Rp 75 per botolnya.

Produk air minum kemasan ini menemukan momentum pada saat yang tepat.

Dalam periode tahun 1970-an itu, banyak pekerja kontraktor asing dari Hyundai, Korea Selatan, yang mengerjakan proyek Tol Jagorawi.

Pekerja-pekerja asing tersebut merupakan salah satu pelanggan pertama Aqua. Kebiasaan meminum air kemasan di tengah pengerjaan proyek tersebut rupanya menular kepada pekerja lokal.

Dari mulut ke mulut lantaran kepraktisannya, Aqua kemudian mulai diterima di masyarakat.

Seiring produknya yang semakin meluas di Tanah Air, pada 1984 Aqua kemudian membangun pabrik kedua di Pandaan, Malang, untuk menyasar pangsa pasar di Jawa Timur.

Tahun 1985, Aqua juga mulai memperkenalkan kemasan yang lebih kecil, yaitu 220 ml yang berbentuk gelas plastik.

Diakuisisi Danone Perancis Lalu, di tahun 1998, perusahaan multinasional asal Perancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte, mengakuisisi mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi.

Tirto Utomo sendiri masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama.

Bersamaan dengan akuisisi, kemasan Aqua mulai berganti dan label Danone mulai disematkan di kemasan Aqua.

PT Aqua Golden Mississippi sebelumnya juga pernah tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun, kemudian perusahaan memutuskan untuk keluar dari bursa (delisting) pada tahun 2011.

Perusahaan bahkan rela membayar saham yang dipegang masyarakat atau publik sebesar Rp 500.000 per lembarnya agar tak lagi menjadi perusahaan publik.

Siapa Tirto Utomo?

Melansir wikipedia, Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw lahir di Wonosobo, 9 Maret 1930. Dia meninggal 16 Maret 1994.

Tirto merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dia dikenal sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada 1973.

Jejak bisnisnya cukup kuat.

Setelah lulus SMP, Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang, kemudian di SMAK St. Albertus, Malang.

Selama dua tahun, ia kuliah di Universitas Gajah Mada, tetapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Di Jakarta sambil kuliah, ia bekerja sebagai pimpinan redaksi harian "Sin Po" dan majalah "Pantja Warna".

Pada 1959, ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi "Sin Po". Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas.

Setelah peristiwa itu, Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Perkenalan dengan Ibnu Sutowo

Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan.

Di situlah perkenalannya dengan Ibnu Sutowo.

Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak kariernya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.

Pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya, yakni PT Aqua, PT Baja Putih dan restoran Oasis.

Bersama adik iparnya, Slamet Utomo, mereka mendirikan Aqua dengan modal bersama Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama ' PT Golden Mississippi ' dan merek produksi Aqua.

Ide mendirikan perusahaan Aqua, awalnya timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an.

Ketika itu, Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih.

Sosok cerdas Tirto Utomo kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.

Berangkat dari situ, kemudian bersama adik iparnya, Slamet Utomo, mereka mendirikan Aqua dengan modal bersama Rp 150 juta.

Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama ' PT Aqua Golden Mississippi ' dan merek produksi Aqua.

Awalnya, karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.

Salah satu pelanggan Aqua, yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan pekerja lokal mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat.

Seiring perjalanan bisnis di perusahaan, saat ini keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas Aqua.

Sejak 1996, perusahaan makanan asal Perancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "Aqua" menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved