Tribun Opini
Maros Menuju Kabupaten Surga Buku di Sulawesi Selatan
Jika saja buku mengandung racun, jika buku dipalsukan akan timbul bahaya kerusakan yang sangat besar.
Tokoh Literasi Sulawesi Selatan, Tim Pendampingan Literasi Daerah Sulsel
SALAH seorang novelis terkemuka Austria, Frans Kafka menegaskan bahwa buku harus menjadi kampak untuk menghancurkan lautan beku di dalam diri manusia.
Adapun lautan beku dalam diri manusia adalah kebodohan di dalam diri kita.
Karena itu, buku, ibarat makanan, jika manusia haus dan lapar, maka ia mencari minuman dan makanan.
Nah, jika otak manusia haus dan lapar, maka makanan dan minumannya adalah membaca buku.
Benarlah jika Ali Syariati, kembali menegaskan kalau buku adalah makanan bagi jiwa dan pikiran.
Buku juga bagaikan obat bagi penyakit yang mendera perasaan dan pikiran manusia.
Jika saja buku mengandung racun, jika buku dipalsukan akan timbul bahaya kerusakan yang sangat besar.
Demikian pula, buku ibarat kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat demi memenuhi kebutuhan nutrisi otaknya agar bisa menjadi warga kabupaten Maros sebagai sebuah kabupaten literasi pertama di Sulawesi Selatan, maka buku menjadi kebutuhan utama sekaligus alat membaca bagi masyarakat yang maju dan menempatkan peradaban sebagai sesuatu yang sangat penting.
Benarlah, Bupati dan Wakil Bupati Maros, H.A.S.Chaidir Syam dan Hj. Suhartina Bohari, menempatkan literasi sebagai sesuatu yang sangat penting dalam membangun karakter masyarakat Maros sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi sebuah peradaban. Penulis, menggagas dan memprakarsai Sekolah Menulis Buku Keren pertama di Sulawesi Selatan yang dilaksanakan Ikatan Pustakawan Indonesia Kab. Maros. Launching dan dibuka Bupati Maros H.A.S. Chaidir Syam, Minggu 11 April 2021 di SMP Negeri 2 Maros dihadiri Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel H.Moh.Hasan, S.H.M.H., Anggota Komisi E DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Ir.Andi Muhammad Irfan AB, M.Si., Kadis Pendidikan Kab. Maros, Asisten II Pemerintah Kab. Maros dan diikuti 25 orang peserta putra-putri Maros dan juga peserta dari Kab. Pangkep, Takalar, Makassar, Gowa.
Menurut Chaidir Syam, Sekolah Menulis Buku Keren, diharapkan menjadi pemicu berkembangnya semangat literasi di Kab. Maros yang selama ini telah tumbuh dan berkembang dengan berbagai kegiatan yang telah dilakukan para pegiat literasi di Kab. Maros.Karenanya, Chaidir Syam, berharap dengan hadirnya Sekolah Menulis Buku Maros Keren ini, bisa menghasilkan karya-karya yang bisa menjadi catatan dan warisan kita semua. Untuk menunjukkan kalau Kab. Maros akan menjadi kabupaten Literasi pertama di Sulawesi Selatan, para kolega mantan Ketua DPRD Maros yang saat ini menjabat anggota DPRD Maros Periode 2019-2024 telah memprakarsai hadirnya Ranperda Literasi Kab. Maros sebagai hak inisiatif DPRD Maros tahun 2019-2024.
Hemat penulis, Kab. Maros layak menjadi kabupaten literasi pertama di Sulawesi Selatan. Selain menyandang predikat nasional sebagai kabupaten penerima penghargaan nasional sebagai pengelola terbaik nasional Perpustakaan Desa di Sulawesi Selatan, 2017, Kab. Maros memiliki 80 desa dan 23 kelurahan nyaris total telah memiliki perpustakaan desa dan ruang baca yang menarik ( 79 Perpustakaan Desa/Kelurahan).Selain itu, Kab. Maros telah memiliki 100 unit perpustakaan masjid, perpustakaan SD 156 unit, perpustakaan SMP 35, perpustakaan daerah 1 unit, perpustakaan keliling 1 unit, perpustakaan jeruji 1 unit, perpustakaan mini Kantor Bupati Maros 1 unit dan perpustakaan bandara 1 unit. Karena itu, Maros punya prospek besar menjadi kabupaten literasi pertama di Sulawesi Selatan.
Karakter, Buku dan dan Masa Depan Kita
Karakter atau watak adalah sifat bathin yang dimiliki setiap manusia dan memengaruhi pikiran, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki manusia atau mahluk lainnya. Karakter manusia terhadap buku dan budaya membaca tentu berbeda-beda setiap orang. Makanya, dalam buku pendidikan Karakter Perspektif Islam disebutkan bahwa karakter berasal dari bahasa latin “ kharakter, “ kharessein” “kharax, sementara dalam bahasa Inggris “character dan bahasa Indonesia “ karakter”. Dalam perspektif ilmu psikologi, karakter adalah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan pada suatu tindakan seorang invididu. Jadi, karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagau cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.