TRIBUN TIMUR WIKI
Baju Koko Ternyata Berasal dari Tui-Khim, Apa Itu? Begini Awal Mulanya
peneliti sejarah JJ Rizal menyebutkan baju koko berasal dari tui-khim, pakaian sehari-hari pria Tionghoa.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Dalam tradisi orang Jawa, ada baju tradisional yang disebut Surjan. Baju surjan dipercaya menjadi "pencetus" kelahiran baju koko di Indonesia.
Surjan berasal dari dua suku kata, yaitu "su" dan "ja". Artinya adalah nglungsur wontern jaja atau meluncur melalui dada.
Maka dari itulah, baju surjan ini memiliki panjang yang sama di bagian depan dan belakang.
Umumnya, baju surjan dipakai untuk menghadiri acara resmi seperti upacara adat Jawa, dan dilengkapi aksesori blangkon atau beberan.
Ciri khas dari baju surjan yaitu motifnya berupa garis-garis yang membentang secara vertikal, dengan warna cokelat muda atau cokelat tua.
Sedangkan, baju koko memiliki ciri khas berkerah tegak dengan lengan panjang mirip jas Jawa. Konon, baju ini adalah hasil sentuhan dari Sunan Kalijaga.
Model baju surjan Jawa tadinya berlengan pendek. Namun Sunan Kalijaga memodifikasi baju itu menjadi baju takwa dengan lengan panjang.
Mengapa namanya baju takwa? Sebab, baju itu dipakai saat ada acara yang berkaitan dengan keagamaan. Tetapi, baju takwa disebut tidak diadopsi dari baju tui-khim.
Dalam buku berjudul Perangkat/Alat-alat dan Pakaian serta Makna Simbolis Upacara Keagamaan di Lingkungan Keraton Yogyakarta, M Jandra menuliskan bahwa di leher baju takwa terdapat tiga buah kancing.
Ketiga kancing tersebut melambangkan iman, ikhsan, dan Islam. Sementara itu, di bagian bahu kanan dan bahu kiri baju takwa ada masing-masing tiga kancing yang merupakan simbol dua kalimat syahadat.
Ciri khas lain dari baju takwa yaitu enam kancing di lengan kiri dan lengan kanan yang melambangkan rukun iman.
Lima kancing depan di bagian dada baju, disebut melambangkan rukun Islam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com