Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bipang Ambawang

Soal Bipang Ambawang, Fachri Hamzah: Dapur Presiden Gak Beres

Video Presiden Jokowi menganai kuliner khas nusantara, menjadi pembicaraan para netizen. Pada video tersebut, Jokowi menyebut kuliner khas Kalimantan

Editor: Muh. Irham
istimewa/instagram @bipangambawang
Kolase: Presiden Jokowi dan kuliner bipang ambawang. 

Namun hal tersebut haru menjadi evaluasi pihak istana.

"Viral statemen Pidato (yg diunggah resmi Akun KemenDag 05/05/21) ini karena ada jelas kata "Bipang (=baBI PANGgang) Ambawang". Sudahlah, ini bulan baik, Maafkan saja Presiden yg juga manusia biasa karena hanya membaca Teks yg sdh disiapkan. Tapi ini harus jadi Evaluasi Tim Istana," tulisnya dalam cuitannya.

5. Herman Khaeron

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron juga turut serta menanggapi polemik tersebut.

Namun dirinya lebih banyak menanggapi soalsikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang meminta maaf atas ucapan Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang.

Diketahui seusai pidato Presiden Jokowi dan menyebut Bipang, Mendag meminta maaf.

Karena memang niat pemerintah, ujar Luthfi untuk mengajak masyarakat mencintai produk lokal.

Terkait ajakan membeli Bipang Ambawang, Herman melanjutkan, kemungkinan Presiden Jokowi hanya membaca teks yang telah disediakan tim Kepresidenan.

Dan menurutnya, pernyataan maaf yang disampaikan pihak Istana seperti Mensesneg sudah cukup mewakili Presiden yang kurang tepat menyampaikan ajakan membeli Bipang Ambawang saat Lebaran.

"Saya tidak mengerti kok Lutfi yang meminta maaf, semestinya Presiden atau diwakilkan ke Menteri Sekretaris Negara (meminta maaf)," diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

"Dengan pernyataan pihak Istana sudah mewakili. Namun, memang saya juga banyak tafsir dengan tampilnya Lutfi yang minta maaf, salah satunya mungkin saja ini programnya Mendag," tutur politukus Demokrat itu.

Menurut Herman pernyataan presiden tidak tepat karena momentumnya menyebut Bipang Ambawang atau babi panggang di tengah larangan mudik lebaran karena konteksnya hari besar agama Islam.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved