Cucu Curi ATM Kakek
Siapa Kakek Yunus? Korban ATM Dicuri Cucu, Dikuras Ratusan Juta, Ternyata Pengusaha Pupuk di Pinrang
Siapa sosok Yunus? Ia mempunyai usaha pupuk di Jalan Lakade, Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Usaha pupuk Yunus cukup sukses.
TRIBUN-TIMUR.COM - Berita cucu mencuri ATM (anjungan tunai mandiri) milik kakek dan mengurasnya hingga ratusan juta viral di Pinrang dan Sulsel.
Pelaku pencurian ATM tersebut adalah Lukman Fathir (21) yang mencuri ATM kakeknya sendiri Yunus (64) warga Marawi dan Aressie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang.
Kini banyak yang bertanya, soal siapa si kakek Lukman Fathir yang bernama Yunus, pemilik ATM dengan isi ratusan juta rupiah.
Apalagi diberitakan si cucu Lukman mencuri ATM kakeknya lalu menguras isi ATM itu hingga hampir Rp 200 juta.
Tribun Timur berusaha mengetahui sosok Yunus dengan menemui pihak keluarga, Jumat (7/5/2021).
Yunus merupakan wiraswasta di Pinrang yang cukup terkenal.
Yunus mempunyai usaha pupuk di Jalan Lakade, Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Usaha pupuk Yunus cukup sukses.
Langganan pupuk Yunus adalah petani yang ada di daerah Marawi dan Arressie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang.
Anak keempat Yunus, Sitti Namirah, mengaku jika bapaknya sudah lama menjadi pengusaha pupuk.
"Sudah lama dan alhamdulillah usaha bapak lancar," kata Sitti, Jumat (07/05/2021).
Ia menuturkan usaha bapaknya tersebut sudah lama menjadi langganan para petani di Marawi dan Aressie.
"Kalau mau dibilang, semua atau rata-rata petani di Marawi dan Aressie ambil pupuk dan keperluan sawah di toko bapak," ungkapnya.
Dari usaha pupuk inilah pundi-pundi uang Yunus terkumpul.
Yunus pun menyimpan semua uang hasil jualan pupuknya tersebut di rekening BRI yang ATM-nya dicuri Lukman, cucunya dari putra pertamanya.
"Jadi biasanya kalau sudah musim panen, petani yang tadinya pinjam pupuk langsung transfer di nomor rekening bapak,"jelasnya.
Salah satu tetangga Yunus yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jika Yunus dikenal sebagai orang kaya.
"Semua di Aressie dan Marawi tahu kalau beliau itu orang kaya. Tidak ada yang tidak kenal beliau," ucap tetangga Yunus tersebut.
"Semua petani ambil pupuk di tokonya. Biasanya, kalau sudah panen baru dibayar. Bisa sampai ratusan juta didapat Pak Yunus kalau petani sudah panen," imbuhnya.
Terkait cucu Yunus yang bernama Lukman, dirinya merasa heran sewaktu mendapat kabar kalau ia tega mencuri dan menguras isi saldo kakeknya.
"Itu anak tinggal sama nenek dari mamanya. Asal tahu saja, neneknya ini Lukman kaya juga," bebernya.
Ia tidak menyangka kalau Lukman melakukan hal tersebut.
"Kalau mau dibilang, itu anak sudah terjamin sekali tinggal sama neneknya. Apa yang dia mau beli, neneknya selalu berikan dia uang," imbuhnya.
Ia sempat berpikir kalau polisi salah tangkap.
"Saya sempat berpikir, kayaknya salah tangkap ini polisi. Tapi ternyata dari informasi yang beredar, Lukman betul yang mencuri," imbuhnya.
Kronologi Kejadian
Lukman Fathir mencuri ATM milik kakeknya, Yunus (64). Lukman lalu menguras isi ATM ratusan juta.
Kejadian itu bermula ketika Lukman berkunjung ke rumah Kakeknya di Jalan Lakade, Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, Minggu, (02/05/2021).
Anak keempat Yunus, Sitti Namirah, membeberkan kronologi saat Lukman mencuri dan menukar ATM tersebut.
Sitti menuturkan sebelum kejadian dia sempat berkomunikasi dengan Lukman.
"Lukman chat saya. Dia menawarkan apakah saya mau diantarkan obat asam urat," kata Sitti kepada Tribunpinrang.com, Jumat, (07/05/2021).
Sitti kemudian menolak karena dia sudah punya obat tersebut.
"Tapi ternyata, ini anak pergi ke rumah bapak. Alasannya antar obat asam urat," ungkapnya.
Namun, lanjut Sitti, bapaknya waktu itu juga bilang kalau dia sudah punya obat tersebut.
"Lukman beralasan lagi. Katanya cuma mau memperjelas saja," ujarnya.
Sitti mengaku, ternyata kunjungan tersebut jadi kesempatan Lukman untuk beraksi.
Ia menjelaskan kalau bapaknya punya usaha pupuk dan dihandle oleh adiknya yang bernama Fadli (24).
"Kebetulan waktu itu tidak ada Fadli. Jadi Lukman langsung masuk saja di ruang kerja. Di mana ATM bapak juga tersimpan di laci ruang kerja tersebut," ujarnya.
Saat itulah Lukman melancarkan aksinya.
Sitti Namirah mengaku bapaknya baru mengetahui jika ATM-nya tertukar setelah ia hendak melakukan penarikan. Namun, kartu ATM tersebut tidak dapat digunakan.
"Bapak kemudian melakukan pengecekan Kartu ATM-nya di BRI Unit Marawi. Namun, pihak bank bilang kalau itu bukan ATM milik bapak," bebernya.
Ia menuturkan, bapaknya kemudian minta dibukakan rekening koran.
"Dari situ ditahu, ternyata saldo ATM bapak telah dikuras," ucapnya.
Sitti mengaku uang bapaknya di ATM lebih Rp 300 juta.
9 Kali Penarikan 2 Kali Transfer
Di rekening koran juga kelihatan jika terjadi penarikan sebanyak sembilan kali.
"Lukman ini ambil uang Rp 1.250.000 sebanyak sembilan kali. Dia tarik itu uang di ATM Bri Lapadde Parepare," bebernya.
Selain itu, Lukman mentransfer uang Rp 100 juta ke nomor rekening BRI Irma Nawing.
"Lalu dia transfer lagi di nomor rekening BNI atas nama Syamsiah sebesar Rp 10 juta," tambahnya.
Beruntungnya, rekening atas nama Irma Nawing telah di blokir oleh pihak bank.
Menurut Sitti Namirah, Lukman adalah anak dari putra pertama Yunus.
Namun, lanjut Sitti, ayah pelaku atau kakak tertuanya itu sudah meninggal.
Pelaku tinggal di Jalan Tompi-Tompi Aressie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang bersama neneknya dari pihak ibunya.
Ibu kandung pelaku saat ini merantau di Papua.
"Lukman itu mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Parepare," kata Sitti.
Diberitakan sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polsek Tiroang Polres Pinrang mengungkap kasus tindak pidana pencurian kartu ATM.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah korban, Yunus (64), melapor ke Polsek Tiroang. (*)