Warga Masih Bebas, Pelabuhan Bajoe Bone Belum Berlakukan Larangan Mudik

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Pintu perbatasan masuk ke Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai diperketat, Sabtu (1/5/2021).

Posko perbatasan telah didirikan. Petugas gabungan pun mulai berjaga.

Ada lima posko perbatasan yang dibentuk. Posko Libureng, Lamuru, Ajangale, Amali dan Kajuara.

Bagaimana dengan di Pelabuhan Bajoe?

Pelabuhan Bajoe merupakan salah satu akses pintu masuk dan keluar dari Bone ke Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) maupun sebaliknya.

General Manager ASDP Pelabuhan Bajoe, Jamaluddin mengatakan pelarangan mudik belum berlaku di Pelabuhan Bajoe.

Tim Satgas Penanganan Covid-19 Bone yang harusnya mengeluarkan aturan larangan mudik. Mereka yang memiliki kewenangan.

"Yang punya kewenangan Tim Satgas, pihak ASDP tidak memilki kewenangan untuk melarang,"  katanya Sabtu (1/5/2021).

Untuk pengetatan di Pelabuhan Bajoe, kata dia, belum ada penyampaian. 

Ia baru membaca surat edaran bupati. Isinya, pelarangan mudik berlaku 6 Mei hingga 17 Mei.

"Kalau edaran bupati sudah saya baca. Per tanggal 6-17 Mei berlaku larangan mudik," ucapnya.

Meski begitu, ia mengutarakan seluruh perangkat yang ada di Pelabuhan Bajoe telah siap jika diberlakukan larangan mudik.

"Yang bekerja mendukung di dalam pelabuhan, seperti Polsek, Syahbandar, BPOM. Itu petugas yang melarang," ujarnya.

"ASDP tidak punya wewenang melarang, apa yang diloloskan petugas Satgas, kami tetap jual tiket. Kalau tidak diloloskan, kita tidak jual tiket," tambahnya.

Sejauh ini juga tidak ada Satgas di pelabuhan. Padahal tahun lalu membangun posko.

"Sekarang belum ada bangun posko" kata Jamaluddin.

Posko kepolisian juga belum ada. Kemungkinan, menurut Jamaluddin dalam waktu dekat akan didirikan.

"Saya tanya polisi baru mau didirikan. Penyekatan mungkin hari ini atau dua hari ke depan sudah ada," tandasnya.

Laporan Kontributor TribunBone.com, Kaswadi Anwar