Ustadz Abdul Somad
UAS Resmi Nikahi Fatimah Az Zahra, EK: Gak Sia-sia Somad Menggalang Dana buat Membeli Kapal Selam
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi turut berkomentar terkait pernikahan Ustaz Abdul Somad (UAS). UAS resmi menikah dengan Fatimah Az Zahra Salim Barabud
TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi turut berkomentar terkait pernikahan Ustadz Abdul Somad (UAS).
Diketahui, Ustadz Abdul Somad menikah dengan Fatimah Az Zahra Salim Barabud.
Pernikahan ini digelar pada Rabu (28/4/2021) di kediaman pengantin perempuan di Jombang, Jawa Timur, sore hari pukul 16.00 WIB.
"Alhamdulillah. Gak sia-sia Somad menggalang dana buat membeli kapal selam.
Akhirnya ia bisa nyelam juga pada Ramadhan ini," tulis Eko Kuntadhi lewat akun Twitter @eko_kuntadhi, Rabu (28/4/2021) pukul 11.27 malam.
Cuitan Eko Kuntadhi disertai foto UAS dengan sang istri, pimpinan Pimpinan Pondok Modern Gontor, beserta kerabat.
Diberitakan sebelumnya, UAS mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu Pemerintah membeli kapal selam baru.
Adapun langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk mengganti kapal selam Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali.
“Open Donasi Patungan Rakyat Indonesia untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402 Bersama Masjid Jogokariyan Jogja,” tulis Ustaz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS dalam akun Instagramnya.
RAKYAT BERSATU*
*JAGA KEDAULATAN LAUT KITA*
Open Donasi
Patungan Rakyat Indonesia
Untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402 Bersama Masjid Jogokariyan Jogja
Di antara tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Lautan kita yang membentang luas melebihi daratannya, dari Samudera Indonesia di barat Aceh hingga perairan Papua merupakan bagian dari wilayah negeri kita yang harus dijaga dan dilindungi, beserta kekayaan tak ternilai yang ada di dalamnya.
Tugas berat yang selama ini diemban oleh TNI Angkatan Laut menghadapi berbagai tantangan dari kurangnya personel dan armada, luasnya wilayah yang harus dijaga, besarnya kekayaan yang mengundang berbagai kepentingan asing, hingga penyusupan-penyusupan yang terus terjadi.
Lautan kita yang luas, yang pernah dijaga dengan gagah oleh Laksamana Nala, Pati Unus, Malahayati, Baabullah, dan Nuku; yang pernah diharumkan oleh kegigihan RE Martadinata hingga pengorbanan Yos Sudarso, kini menjadi amanat di pundak kita semua, agar dapat kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
Setelah KRI Nanggala 402 beserta seluruh awaknya yang gugur syahid menjalani 'Eternal Patrol', mari kita seluruh rakyat Indonesia, bahu-membahu mengulurkan tangan dan sumbangsih membangun kekuatan armada laut kita agar kembali berjaya. Kami dari Masjid Jogokariyan, mengajak seluruh putra-putri Indonesia yang berjiwa patriot dan cinta negeri ini, beramal bersama dalam Open Donasi Patungan Penggalangan Dana Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402.