Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadan Hamdan Juhannid

Bumi Kebermaknaan (13):Pergseseran Keikhlasan, Sumbangan di Group WhatsApp & Penceramah Tolak Amplop

Pergeseran keikhlasan itu terjadi karena kontribusi kebaikan itu sudah tercemar dengan keinginan untuk diakui.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Oleh:
Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masih tentang motif dalam konteks keikhlasan dalam berperilaku.

Karena keikhlasan terkait dengan motif, maka bisa juga dipastikan bahwa belum tentu yang menyumbang dengan menuliskan nama  itu tidak ikhlas.

Motifnya bisa dengan membiarkan namanya disebut karena sekadar mengikuti kebiasaan dan tidak ingin dianggap sebagai orang yang tampil beda atau lebih ikhlas dibanding lainnya.

Atau supaya menjadi contoh bagi lainnya untuk tergerak ikut menyumbang.

Jadi keikhlasan itu adalah bagaimana mempertahankan ketulusan jiwa saat berbuat, tanpa harus terpengaruh oleh faktor luar.

Contohnya, ada penceramah yang saat diundang untuk memberi ceramah, penceramah itu sudah menancapkan dalam hati bahwa dia tidak akan menerima pemberian dari si pengundang sebagai bukti kontribusi kedekatannya pada keluarga tersebut.

Saat selesai ceramah, penceramah itu minta pamit kepada keluarga pengundang.

Dan bapak dari keluarga tersebut menyodorkan amplop.

Penceramah itu berusaha menolak sesuai dengan janji hatinya.

Namun saat melihat warna amplop itu, si penceramah mulai terpengaruh dengan isi amplopnya yang mana keluarga itu memang dari kalangan berada, tapi tetap berusaha sekuat tenaga untuk menolak namun upaya penolakannya mulai melemah.

Bapak tuan rumah itu tetap memaksakan supaya pemberiannya diterima.

Akhirnya pemberian itu diambil si penceramah.

Jadi jelas terlihat bahwa ada pergerakan ke arah hilangnya konsistensi dalam membentengi daya tahan ketulusan si penceramah, yang bisa saja menggugurkan keikhlasannya.

Keikhlasan itu juga terkait dengan kemampuan mengelola rasa ketidaknyamanan dalam berbuat baik.

Gambarannya seperti ini.

Ada orang yang menyumbang di group medsos untuk  kegiatan amaliah ramadan.

Kebiasaan menyumbang di group WA, adalah dengan membuat list nama dan contreng. Kebetulan dia sudah menyumbang, tapi panitia lupa mencontreng.

Lalu dia ingatkan panitia, bahwa dirinya juga sudah menyumbang.

Jadi jelas bahwa tantangan keikhlasan ada pada ketidaknyamanan saat sumbangannya tidak terumumkan karena itu bisa menyangkut kreadibilitas dirinya.

Pergeseran keikhlasan itu terjadi karena kontribusi kebaikan itu sudah tercemar dengan keinginan untuk diakui.

Itulah kenapa keikhlasan sebagai kemuliaan diri harus diperjuangkan atau dilatih karena membutuhkan orkestra perilaku kebaikan lain; tidak suka dipuji, mudah melupakan budi baiknya ke orang, rendah hati, dermawan atau suka berbagi. Keikhlasan adalah jalan tertinggi untuk sampai kepada orbit ketakwaan.

Adapun si penceramah dan si penyumbang itu tampaknya masih harus menelusuri lorong panjang menuju maqam keikhlasan.

Sejujurnya, penceramah dan penyumbang yang saya ceritakan itu  adalah diri saya.(*)

DISCLAIMER:
Dalam Ramadan 1442 H/2021 M ini, Prof Dr Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin, berbagi tulisan Inspirasi Ramadan 2021 dengan tema Bumi Kebermaknaan dan dimuat di Tribun Timur cetak dan di Tribun-Timur.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rakyat Terluka

 

Firasat Demokrasi

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved