Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

PROFIL dan Perjalanan Karier Daniel Ek, Bos Spotify yang Siap Membeli Klub Sepakbola Arsenal

Satu hal yang menjadi perbincangan hangat setelah tersebar kabar Bos Spotify ingin membeli klub sepakbola berjuluk The Gunners, Arsenal.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Hasrul
via Kompas.com
Daniel Ek, CEO dan pendiri layanan streaming musik Spotify 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Klub sepak bola Arsenal tengah menjadi perbincangan hingga bertengger di trending Twitter, Sabtu (24/4/2021) hari ini.

Satu hal yang menjadi perbincangan hangat setelah tersebar kabar Bos Spotify ingin membeli klub sepakbola berjuluk The Gunners, Arsenal.

Diberitakan Kontan.co.id Daniel Ek, CEO dan pendiri layanan streaming musik Spotify, mengatakan pada hari Jumat bahwa dia akan tertarik untuk membeli klub Liga Premier Arsenal jika pemiliknya Stan Kroenke ingin menjual klub London utara itu.

Ribuan penggemar Arsenal berkumpul di luar Stadion Emirates menjelang pertandingan Liga Premier melawan Everton untuk memprotes Kroenke menyusul peran Arsenal yang gagal membentuk Liga Super Eropa yang memisahkan diri.

Proposal kompetisi yang sebagian tertutup dan melibatkan 12 klub top Eropa di Inggris, Spanyol, dan Italia gagal diwujudkan pada hari Rabu ketika sebagian besar pendiri mundur di tengah kritik pedas dari penggemar, badan pemerintahan, dan pemerintah.

"Sebagai seorang anak yang tumbuh besar, saya telah mendukung Arsenal selama saya bisa mengingatnya. Jika KSE (Kroenke Sports & Entertainment) ingin menjual Arsenal, saya akan dengan senang hati melepaskan topi saya di atas ring," tulis Ek di Twitter

Sementara tawaran Ek mungkin terdengar bagai musik bagi telinga penggemar Arsenal, putra Kroenke Josh, seorang direktur di klub, mengatakan pada hari Kamis bahwa perusahaan induk Stan Kroenke KSE tidak berencana untuk menjual meskipun ada reaksi keras.

Arsenal bernilai $ 2,8 miliar menurut Forbes.

Lantas siapa sebenarnya sosok Bos Spotify?

Daniel Ek, CEO dan pendiri layanan streaming musik Spotify
Daniel Ek, CEO dan pendiri layanan streaming musik Spotify (via Kompas.com)

Berikut profilnya dirangkum Tribuntimurwiki.com dari berbagai sumber.

Daniel Ek dikenal sebagai co-founder dan CEO dari layanan streaming musik Spotify.

Ia lahir pada 21 Februari 1983 di Stockholm, Swedia.

Mengutip dari TribunJakarta.com Daniel Ek adalah pendiri dan CEO layanan streaming musik populer Spotify kini menjadi miliarder dan meraih kesuksesan.

Spotify sendiri adalah layanan streaming musik digital, podcast, dan video yang memberikan fasilitas kepada penggunanya untuk mengakses jutaan lagu dan konten lain dari artis di seluruh dunia.

Pada dasarnya, fungsi dasar Spotify serupa dengan pemutar musik tidak berbayar lainnya, tapi pengguna bisa meningkatkan aplikasi tersebut ke Spotify Premuim.

Kesuksesan Daniel Ek bukan diraihnya secara sekejap mata, Daniel Ek sudah tidak asing dengan menghasilkan uang sejak usia dini.

Bahkan dilansir dari cbnc.com, Daniel meninggalkan kuliahnya setelah hanya delapan minggu belajar.

Pada usia 14 tahun, pria asal Swedia ini telah mempelajari dan bahkan membuat situs web untuk perusahaan.

Sering kali Daniel Ek bekerja di lab komputer sekolah menengahnya atau di rumah, pinggiran kota Stockholm.

Ek mengatakan bahwa dia mulai merancang halaman situs web untuk teman-teman dan perusahaan tertentu.

Dia mematok biaya hingga Rp 68 juta dan dapat menghasilkan hingga Rp 688 juta per bulan.

Ek melakukan semua ini tanpa sepengetahuan orang tuanya, hingga ibunya menyadari video gim dan gitar-gitar mahal, termasuk Fok Stratocaster 1957 asli yang dimiliki putranya itu.

Pada usia 18 tahun, Ek kemudian mempekerjakan programmer dan mengelola tim yang terdiri dari 25 orang.

Otoritas pajak Swedia segera menyadari bahwa bisnis Ek harus membayar sejumlah uang pajak.

Pada tahun 2002, selepas Ek lulus dari sekolah menengah atas ia menghentikan bisnisnya dan berhasil masuk kuliah di Royal Institute of Technology.

Namun delapan minggu kemudian dia memutuskan untuk keluar dan segera menemukan pekerjaan dengan beberapa perusahaan teknologi, termasuk situs e-commerce Swedia bernama Tradera yang kemudian dijual ke eBay.

Ek akhirnya mendirikan perusahaan pemasaran online miliknya sendiri, bernama Advertigo.

Advertigo kemudian dijualnya kepada perusahaan pemasaran digital Swedia, TradeDoubler pada tahun 2006 dengan harga sekitar Rp 17 miliar.

Usianya baru 23, Ek kemudian memilih 'pensiun' berbisnis dan membeli Ferrari merah dan apartemen mewah di tengah Stockholm.

Dia terjebak kehidupan glamor hingga akhirnya sadar gaya hidup itu menekannya.

Kesadaran itu membawa Ek ke proyek besar berikutnya, pada 2006 dia bekerja sama dengan Martin Lorentzon, pendiri TradeDoubler, dan membuat Spotify.

Layanan streaming ini secara resmi diluncurkan ke pengguna di Eropa pada Oktober 2008 dan sekarang menuai kesuksesan besar dari banyaknya pengguna berbagai belahan dunia.

Diberitakan Tribunewswiki.com Penggunaan nama Spotify merupakan gabungan dari dua kata yakni Spot dan Identify.

Selang dua tahun, tepatnya pada 7 Oktober 2008, barulah Spotify mulai diresmikan dengan menyediakan akun gratis terlebih dahulu.

Di tahun yang sama, mereka mulai menggandeng label-label musik besar untuk kerja sama lisensi.

Dari Swedia, Spotify memulai layanannya di Inggris pada Februari 2009.

Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuka pendaftaran gratis dan keadaan ini langsung membuat Spotify semakin melonjak, apalagi setelah adanya perilisan layanan seluler.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved