KRI Nanggala Hilang
KRI Nanggala-402 Dalam Posisi Diam Tak Bersuara, Regu Penyelamat Gunakan Teknologi Sonar
Saat ini tim pencarian dari TNI Angkatan Laut sudah menurunkan sejumlah KRI yang memiliki kemampuan untuk proses pencarian bawah laut
Riad mengonfirmasi di areal tersebut telah muncul sejumlah pertanda keberadaan KRI Nanggala yang memuat 53 awak dari prajurit TNI, seperti tumpahan minyak hingga deteksi tarikan magnet yang cukup kuat.
"Minyak. Kemudian ada data tarikan magnet yang besar itu sudah mulai terdeteksi di area tersebut. Sehingga sekarang sedang dilakukan terus pemantauan di wilayah tersebut dengan memanfaatkan alat yang ada," jelasnya.
Selain mengandalkan alutsista milik TNI, sejumlah bantuan juga mulai berdatangan, mulai dari kepolisian hingga bantuan dari Australia pun telah ada di lokasi.
Bantuan bukan hanya berupa kapal, tetapi juga bantuan pesawat. Bahkan tim dari Amerika sudah tiba di KRI Suharso untuk langsung membantu pencarian.
Polri mengirimkan empat kapalnya membantu pencarian KRI Nanggala-402. Empat kapal tersebut di antaranya KP Gelatik, KP Enggang, KP Barata, dan KP Balam.
Selain kapal-kapal tersebut, Polri juga mengirimkan Remotely Operated Vehicle (ROV), yakni robot yang mampu menyelam hingga kedalaman 300 meter dari permukaan air.
"Polisi ini ada robot yang bisa masuk air, bisa melihat di dalam KRI ada ditemukan barang apa misalnya. Saat ini sedang jalan (digunakan) dan bisa masuk hingga kedalaman 300 meter," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono.
Robot tersebut sudah digunakan sejak Rabu (21/4) lalu. Robot diturunkan di posisi terakhir KRI Nanggala-402 hilang kontak.
"(Robot) sedang jalan, ini membantu pencarian kapal selam itu," kata Argo.
Selain bantuan dari Polri, setidaknya ada empat kapal negara sahabat yang akan diutus membantu TNI mencari di mana keberadaan KRI Nanggala.
"Selanjutnya juga kapal-kapal yang dari negara sahabat MV Swift (Singapura) harapan kita mudah-mudahan sore atau malam tiba kemudian, kemudian Mega Bakti dalam perjalanan, kemudian ada dari Balarak dari Austalia, kemudian HMS Sirius dari Australia, dan satu kapal dari India dan kita harapkan pesawat poseidon bisa segera merapat," kata Riad.(*)