Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nadiem Makarim

Ramai Isu Reshuffle Menteri, Nadiem Temui Ketum PDIP Megawati Kini ke KH Said Aqil dan Yenny Wahid

Ramai Isu Reshuffle Menteri, Nadiem Makarim berkunjung ke Ketum PDIP Megawati, Kini ke KH Said Aqil dan Yenny Wahid

Editor: Mansur AM
IG Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kiri) bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Nadiem kemudian menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirajd dan Yenny Wahid putri Gusdur 

TRIBUN-TIMUR.COM - Manuver Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim di tengah ramai isu Reshuffle Kabinet Jokowi-KH Maruf Amin menyita perhatian.

Setelah menemui Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Nadiem Makarim kini silaturahmi dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirajd.

Nadiem Makarim juga menemui Yenny Wahid putri Presiden RI kelima KH Abdurahman Wahid atau Gusdur

Nadiem menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jln Kramat Raya, Jakarta Pusat (22/4/2021).

Dirinya tiba sekira pukul 14.37 WIB.

Nadiem langsung menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang didampingi oleh Sekjen PBNU KH Helmy Faishal Zaini.

Hadir pula anak dari mendiang Presiden Abdurahman Wahid, Yenny Wahid.

Nadiem yang juga Mantan CEO Gojek ini mengatakan pertemuan tersebut untuk meluruskan isu tidak masuknya nama pendiri NU KH Hasyim Asy'ari pada Kamus Sejarah Jilid I yang disusun pada tahun 2017.

"Pertama kesempatan ini untuk bisa meluruskan isu ini. Walaupun ini terjadi disusun dirancang sebelum saya menjadi menteri," ujar Nadiem di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat (22/4/2021).

Menurut Nadiem, Kamus Sejarah Jilid I tersebut tidak disusun saat dirinya menjadi menteri.

Meski begitu, dirinya menegaskan komitmen untuk bertanggung jawab.

Nadiem meminta maaf kepada PBNU dan berjanji akan mengoreksi Kamus Sejarah Jilid I tersebut.

"Jadi ini akan segera kami koreksi dan kami mohon maaf dengan segala ketidaknyamanannya," ucap Nadiem.

Seperti diketahui, Nadiem langsung menugaskan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid untuk melakukan koreksi.

Polemik terkait hilangnya nama sejumlah tokoh bangsa dari Kamus Sejarah Indonesia terus menjadi perbincangan.

Nama-nama yang hilang meliputi pendiri NU KH Hasyim Asy'ari, ayah dari Prabowo Subianto yakni Sumitro hingga presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Terkait hal itu, anggota Komisi X DPR RI Fraksi Gerindra Ali Zamroni menyatakan sudah saatnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berhenti.

Menurutnya, masih ada banyak orang yang lebih mampu mengisi posisi yang diemban Nadiem saat ini. 

"Nah dari hal-hal semacam itu, saya melihat dan berkesimpulan Fraksi Gerindra, Nadiem ini sudah cukup, stop sampai di sini saja, kalau menurut saya ya. Sudah (cukup), banyak kok kader atau orang-orang yang mungkin lebih mampu dari dia gitu lho," ujar Ali, kepada wartawan, Kamis (22/4/2021). 

Menurutnya, Nadiem tak pernah lepas dari sorotan publik atas kebijakan yang diterapkannya.

Mulai dari peta jalan pendidikan, kisruh organisasi penggerak, kemudian tak dimasukkannya Pancasila dan agama dalam PP Sistem Nasional Pendidikan  hingga terakhir perihal Kamus Sejarah Indonesia

Baca juga: Anggota Komisi X DPR Minta Kemendikbud Revisi Kamus Sejarah Indonesia yang Berpolemik

"Yang paling terakhir ini sedang cukup heboh tidak masuknya beberapa tokoh yang notabene sudah memberikan kontribusi yang cukup jelas kepada Indonesia yaitu KH Hasyim Asy'ari, ada bapaknya pak Prabowo, ada kemudian Gus Dur yang tidak masuk dalam kamus sejarah kita," kata dia. 

Politikus Gerindra itu juga beranggapan pihak Kemendikbud terkesan menyepelekan masalah-masalah itu karena hanya meminta maaf ketika perdebatan terjadi. 

Dia juga mempertanyakan mengapa keteledoran semacam itu bisa terulang kali terjadi. Komisi X, lanjutnya, akan memanggil Nadiem untuk meminta penjelasan. 

"Saya melihatnya ini sudah cukup fatal lho. Karena jangan kemudian sesuatu yang kebijakan yang seharusnya luar biasa membahasnya di dalam, lalu ketika terjadi sesuatu mereka hanya dengan entengnya meminta maaf," ungkap Ali.

"Saya rasa ini, kok kalau keteledoran berkali-kali ini ada apa? Ya menurut saya di tengah situasi pandemi seprti ini janganlah buat gaduh seperti itu. Kita pasti akan meminta rapat kerja dan meminta klarifikasi secara langsung dari Kemendikbud," tandasnya. dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Nama KH Hasyim Asy'ari hingga Ayah Prabowo Hilang di Kamus Sejarah: Nadiem Stop Sampai Disini Saja, 

Selfi dengan Megawati

Menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah isu reshuffle kabinet.

Jadi, reshuffle kabinet artinya pergantian atau pergeseran pembantu presiden di jajaran menteri atau kepala badan di dalam kabinet pemerintahan. 

Nadiem Makarim memang diisukan masuk dalam radar reshuffle kabinet Indonesia Maju setelah menteri pendidikan dan menteri riset digabung.

"Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Saya banyak belajar dari pengalaman beliau," kata Nadiem, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Mentan SYL Aman, Mensesneg Pastikan Reshuffle Kabinet Tak Ada karena Jokowi ke Jawa Barat

Baca juga: Hari Ini Presiden Jokowi Reshuffle Kabinet, 6 Nama Menteri Akan Diganti Termasuk SYL?

Namun tidak disebutkan lokasi pertemuan tersebut.

Nama Nadiem menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.

Salah satunya terkait isu perombakan kabinet, menyusul bergabungnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Ristek.

Nadiem juga disorot terkait hilangnya materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pancasila serta tidak dicantumkannya nama pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meski, hal tersebut sudah dibantah.

Isu perombakan kabinet juga santer disebut bakal dilakukan hari Rabu Pon atau Rabu Pahing.

Namun pihak istana melalui Menteri Sektaris Kabinet Pramono Anung membantah ada reshuffle di hari Rabu.

Nadiem Makarim santer terdengar akan diganti Jokowi.

Pasalnya kini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dilebur dengan Kementerian Riset dan Teknologi.

"Hari ini dikatakan bahwa misalnya Menristek tidak ada lagi karena digabung Kemendikbud. Kalau soal hukum Kemensos dan KKP seperti yang lalu diganti dengan wajah baru karena menterinya ada msalah hukum. Kalau sekarang ini karena pembentukan kementerian Ristek digabung Kemendikbud. Apalagi sering pro dan kontra," kata M Qodari.

Siapa sosok pengganti Nadiem pun mulai muncul.

Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, layak dipertimbangkan menjadi kandidat menggantikan Nadiem Makarim.

"Rasanya PP Muhammadiyah pasti dukung kalau Prof. Abdul Mu'ti jadi Mendikbudristek,” kata Qodari, Selasa (13/4/2021) lalu.

Qodari menambahkan, sudah saatnya Kementerian Pendidikan dikembalikan pada Muhammadiyah yang telah berpengalaman mengelola sekitar 162 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved