Hari Kartini
Hari Kartini, Naoemi Octarina Resmikan Pojok Bermain Anak
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina meresmikan Pojok Bermain Anak dan Ruang Laktasi di Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina meresmikan Pojok Bermain Anak dan Ruang Laktasi di Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak Provinsi Sulsel, Jl Mangkura Makassar, Rabu (21/4/2021).
Peresmian ini juga dirangkaian tepat dengan jatuh peringatan Hari Kartini.
Pada kegiatan ini pula, TP PKK Sulsel, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sulsel, Bunda PAUD Sulsel dan Pengelola Perpustakaan Ibu dan Anak Sulsel memeringati Hari Ibu menggelar pemetaan kompetensi anak pra-sejahtera melalui tes analisa sidik jari.
Test pemetaan kompetensi untuk mengetahui dan menemukan bakat, gaya belajar dan kecerdasan anak ini difasilitasi oleh Lembaga Kepribadian Soraya.
Naoemi Octarina mengatakan, momentum peresmian yang spesial karena bertepatan dengan Hari Kartini.
Peresmian inI bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April. Hari ini bagi saya adalah harinya perempuan, Hari Ibu 22 Desember, tapi ini (Hari Kartini) bagi perempuan baik yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga," kata Naoemi.
Ia menyebutkan peradaban manusia ada di tangan seorang ibu. Karena ibu merupakan madrasah (sekolah) yang pertama bagi anak.
Ibu mulai memberikan pelajaran bagi anak di rumah. Hadirnya perpustakaan bagi anak mendukung proses belajar pada anak.
"Alhamdulillah difasilitasi lagi dengan pojok bermain, dimana dilengkapi dengan fasilitas yang mengedukasi. Tadi saya lihat puzzle-puzzle, ada juga untuk bayi, itu sangat baik. Dan ada juga ruang laktasi," sebutnya.
Ia juga mengapresiasi hadirnya ruang edukasi bagi ibu di perpustakaan yang terletak di Jalan Lanto Daeng Pasewang.
Naoemi meminta agar protokol kesehatan tetap diperhatikan, dengan menyediakan kelengkapan protokol kesehatan.
Hal lain disampaikan terkait buku-buku yang disiapkan agar kontennya diseleksi dengan baik. Agar tidak ada hal-hal buruk yang bisa dicontoh oleh anak-anak.
"Jangan sampai buku-buku itu berbahaya buat anak-anak. Karena untuk merusak suatu generasi bangsa itu dimulai dari anak kecilnya, maka dari itu yang harus diperhatikan," ujarnya.
Mengenai dengan tes analisa sidik jari yang dilakukan pada siswa Sekolah Impian, Sekretaris PKK Sulsel, Zulfitriany Dwiyanti Mustika menjelaskan, dimana PKK dan Bunda PAUD memiliki satu program sudah dijalankan satu bulan lalu di masa pandemi Covid-19.
"Dimana terdapat binaan PKK Sulsel untuk anak-anak dari Sekolah Impian. Merupakan sekolah dari anak-anak yang digratiskan karena berasal dari keluarga pra sejahtera," jelasnya.