Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Kartini

Mariana Kartini Tangguh Asal Mamasa, Keliling Kota Jualan Sayur Demi Hidupi Keluarga

Mariana, Kartini tangguh asal Mamasa, keliling kota jualan sayur demi hidupi keluarga. Mariana adalah warga Lingkungan Tondok Ampo, Kelurahan Tawalian

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/SEMUEL MESAKARAENG
Ibu Mariana saat hendak berkeliling menjual sayur dagangannya. Maiana, Kartini Tangguh Asala Mamasa, Keliling Kota Jualan Sayur Demi Hidupi Keluarganya 

TRIBUNMAMASA.COM, TAWALIAN - Utan..utan (Sayur..sayur) kata itu sering terucap dari bibir Mariana setiap pagi, di kala menawarkan sayur dagangannya kepada warga yang didatanginya.

Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang dia lakukan dari tahun ke tahun, untuk tetap bertahan hidup dalam situasi terhimpit masalah ekonomi.

Di zaman sekarang, hanya ada sebagian kecil, orang yang tetap berdagang tanpa memanfaatkan teknologi seperti motor dan internet, Mariana lah salah satunya.

Mariana adalah warga Lingkungan Tondok Ampo, Kelurahan Tawalian, Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa, Sulbar.

Pagi itu saat mata hari mulai menyapa Bumi Kondosapata (sebutan Kabupaten Mamasa yang memiliki filosofi wilaya luas yang didiami masyarakat adil), wanita ini mulai melakukan aktivitas rutinnya.

Wanita diperkirakan setengah abad ini mulai melangkahkan kaki menyusuri jalan berlubang dan berbatu-batu, untuk menjajakan sayur dagangannya.

Mariana tinggal bersama keluarga di gubuknya yang tak lebih besar dari ukuran 6x5 meter, dindingnya terbuat dari papan pinus dan sebagian bambu.

Waktu menunjukkan pukul 7.30 pada Rabu (21/4/2021) pagi, Mariana dengan barang dagangannya, melintas tepat di bawah rumah jabatan Wakil Bupati Mamasa.

Nada dan ucapan tak asing terdengar, terucap dari mulut wanita ini, "Utan.. La ummalliko utan do'? (Odo' sapaan anak perempuan) (Sayur, kamu mau beli sayur nak?) tanya ibu Mariana. Iyo tanta (iya tante) sahut seorang warga bernama Ririn.

Sayur yang di taruh nya di nyiru dijunjung di atas kepala, lalu ia turunkan. 

Terdapat beberapa macam sayuran yang ia jual. Ada kangkung, bayam dan sayur sawi.

Sempat mengobrol dengan ibu Mariana. Ketika awak media menanyakan usia ibu ini, keningnya berkerut, "saya lupa," katanya.

Kepada Tribunmamasa.com, ibu Mariana mengaku memiliki delapan orang anak, dua diantaranya belum menikah dan tak memiliki pekerjaan tetap.

Suaminya yang bekerja sebagai buruh tani dengan pengahasilan tidak tetap, seakan memaksa ibu delapan anak ini terus berjualan sayur keliling meski di tengah pandemi covid-19, dari pagi hingga sore, tergantung jika jualannya cepat habis.

Setiap hari sejak kurang lebih 7 tahun lalu, puluhan kilo jalan yang ditempuh berjalan kaki dengan menjunjung nyiru, sembari menjinjing kantong plastik berisi sayur dagangannya, dari rumahnya ke kota Mamasa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved