Hari Kartini
Mariana Kartini Tangguh Asal Mamasa, Keliling Kota Jualan Sayur Demi Hidupi Keluarga
Mariana, Kartini tangguh asal Mamasa, keliling kota jualan sayur demi hidupi keluarga. Mariana adalah warga Lingkungan Tondok Ampo, Kelurahan Tawalian
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
Jarak dari Lingkungan Tondok Ampo ke Kota Mamasa, kurang lebih berjarak 5 kilo meter.
Jarak itu dilalui setiap hari, pagi dan sore. Belum lagi jika harus menyusuri lorong-long di pemukiman warga.
Tidak banyak yang ia dapat, namun cukup untuk kebutuhan sehari-harinya bersama dua orang anak dan suaminya bernama Dominggus.
Setiap ikat sayur dihargai Rp.2000, atau tiga ikat Rp.5.000. Setiap hari, sayur dagangan yang dibawanya keseluruhan hanya seharga Rp.50.000 sampai 100 ribu rupiah.
Tentu tidak sebanding dengan lelah yang ia dapat setiap hari, dengan hanya berjalan kaki dari lorong ke lorong memasuki pemukiman warga.
Di tengah pandemi Covid-19, tentu resikonya lebih tinggi. Namun itu terpaksa ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Saya juga takut corona, tapi kalau tidak menjual tidak ada dimakan," kata Mariana dengan dialek bahasa Mamasa.
Kepada Tribunmamasa.com, Mariana mengaku, jauh sebelum ada wabah covid-19, ia dan keluarganya tidak pernah mendapat bantuan.
Baik dari program pemerintah kabupaten, maupun pemerintah pusat, dalam bentuk uang.
"Dengan sia barra raskin sidibengankan dio mai kelurahan (hanya ada bantuan beras sejahtera yang diberikan setiap bulannya dari kelurahan)," tuturnya.
Di tengah bencana nasional dengan adanya pandemi Covid-19, Marian berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sedikit meringankan bebannya.
"Mangka siamikan na data lurah sapo takpa dengan ditarima (Kami sudah didata untuk menerima bantuan dari kelurahan, tetapi kami belum pernah menerimanya)," pungkasnya.
Laporan wartawan @sammy_rexta