Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementan

Kementan Targetkan Efisiensi Distribusi dan Harga Demi Upayakan Sentra Jagung Baru

Kementerian Pertanian RI atau Kementan terus berupaya meningkatkan kualitas jagung secara merata sesuai standar mutu pembuatan pakan ternak.

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Kegiatan tanam sekaligus panen jagung di Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara atau Minut, Minggu (30/8/2020). Hadir, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Santos Matondang, Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Edwin Silangen, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke, dan jajaran pejabat Eselon I Kementan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian RI atau Kementan terus berupaya meningkatkan kualitas jagung secara merata sesuai standar mutu pembuatan pakan ternak.

Tidak hanya itu, saat ini juga perlu dilakukan pengembangan sentra sentra jagung baru sebagai langkah nyata dalam menjaga efisiensi distribusi sekaligus harga jagung.

Kepala Subdirektorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Muhammad Gazali mengatakan, waktu produksi dan sentra produksi saat ini masih terpusat pada beberapa daerah, di antaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Gorontalo, serta Nusa Tenggara Barat.

"Adapun puncak panen berada pada periode Februari-Maret. Artinya di luar daripada sentra ini kita bisa asumsikan di waktu waktu waktu tertentu mungkin kesulitan  terkait harga itu mungkin bisa terjadi," ucap Gazali dalam paparannya saat webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Selasa (20/4/2021).

Demikian siaran pers Kementan kepada Tribun-Timur.com.

Gazali menambahkan puncak panen terjadi pada periode Februari - Maret dengan produksi kurang lebih 30 persen dari total target produksi tahunan.

Melihat hal tersebut, pengembangan sentra jagung baru dinilai menjadi satu-satunya cara agar ada manajamen stok dan distribusi yang lebih memadai.

Pasalnya, kebutuhan jagung terus sepanjang tahun.

"Sentra - sentra baru ini kita buat untuk membuat pergeseran antar wilayah dan produksi tersebut. Sekarang kurang lebih 60 persen dari produksi jagung itu ada di Pulau Jawa selebihnya di luar Jawa," katanya menerangkan.

Gazali mengatakan dengan adanya pengembangan sentra jagung baru ini diharapkan dapat memotong rantai distribusi sehingga dapat menghemat waktu dan harga termasuk dalam produksi pakan ternak.

Tidak hanya itu, Kementan juga saat ini memperbanyak memberian alat mesin pertanian seperti pengering untuk mencegah penurunan kualitas panen jagung utamanya saat musim hujan tiba.

"Kita berupaya terus meningkatkan produksi jagung dengan mengupakan manajemen yang baik. Tidak hanya itu, berbagai insentif bagi petani juga ada untuk mendorong penanaman," katanya.

Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muhammad Saifulloh mengatakan saat ini pemerintah melalui Bulog perlu melakukan mekanisme guna menyerap cadangan jagung di petani sehingga rawan permasalahan harga jagung dapat dioptimalkan.

"Tidak hanya beras diharapkan beras melalui Bulog menyerap stok jagung yang melimpah pada musim panen. Hal ini juga sebagai upaya stabilisasi harga sehingga tidak menimbulkan lonjakan harga saat pasokan berlebih sebaliknya harga turun saat pasokan turun," kata Saifulloh.

Saifulloh mengatakan beberapa kebijakan jagung pengembangan jagung juga perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya perlunya dilakukan pola tanam untuk menjamin stabilitas pasokan jagung, memperhatikan kondisi produksi dan tata niaga jagung yang bervariasi disetiap daerah.

"Sinergi dengan asosiasi petani/berbasis jagung perlu dilakukan untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas jagung dan akan lebih optimal jika tersedia harga acuan yang bersifat multi kualitas dan multi lokasi," kata Saifulloh.(rilis)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved