Tribun Parepare
Al Mujahidin Masjid Tertua di Kota Parepare, Dibangun Sejak Tahun 1906
Masjid Al Mujahidin merupakan masjid tertua di kota Parepare.Masjid tersebut berlokasikan di Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare
Penulis: Darullah | Editor: Sudirman
TRIBUNPAREPARE.COM, PAREPARE - Masjid Al Mujahidin merupakan masjid tertua di kota Parepare.
Masjid tersebut berlokasikan di Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Muhajirin dilakukan pada tahun 1906 silam.
Awalnya, Masjid ini hanya berupa rumah panggung, yang pada awalnya penduduk setempat menyebutnya Langkara.
Tempat ini di jadikan sebagai rumah ibadah dan pengajaran agama Islam di wilayah Watang, Bacukiki.
Masjid Al-Mujahidin ini menjadi pusat pengajaran dan pengembangan agama Islam di Parepare.
Menurut Tokoh Masyarakat Setempat, Saharuddin, masjid ini juga menjadi saksi korban keganasan Raymond Westerling saat tragedi yang menewaskan 40 ribu jiwa berkecamuk di Sulawesi Selatan.
Selain itu, tempat ibadah ini juga di jadikan sebagai pengajaran bahasa Arab atau pengajaran agama Islam.
Dimana waktu itu salah satu tokoh terkemuka penyebaran agama Islam dari Kabupaten Wajo yang gencar menyebarkan Islam.
"Gurutta (KH) Aji Ambo Dalle dulu juga mengajarkan agama di sini," ujarnya, Senin (19/4/2021).
"Sejak berdirinya, masjid ini telah mengalami tiga kali renovasi. sehingga bentuk yang sekarang sudah jauh berbeda dengan bentuk awalnya," ungkapnya.
"Menurut cerita yang saya dapat, bentuk awal masjid ini tidak seperti ini, ini kan sudah luas. Kalau tidak salah Masjid ini memiliki sembilan tiang penyangga yang terbuat dari Aju Seppu (Kayu Besi) dan hanya memiliki dua pintu," jelasnya.
Dulunya juga Masjid ini masih berukuran 10x10 meter persegi.
"Namun kini bentuknya pun sudah berubah, di dalam ruangan Masjid berdiri Kokoh empat tiang utama sebagai penyangga atap," jelasnya.
Masjid Al-Mujahidin kini berlantai keramik warnah putih dan berdinding keramik warna hijau yang memiliki tiga pintu utama sebagai jalan masuk para jamaah.
"Sejak awal dibangunnya, dinding masjid hanya mengalami perubahan satu kali, sementara luasnya telah tiga kali mengalami perubahan," imbuhnya.
Laporan kontributor Tribuntimur.com, Darullah, @uull_darullah.