Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mukjam Ramadan

Kenapa Sebutannya Harus Utuh Sahru Ramadan?

ALLAH Azzawajallah mengenalkan frasa "شهر رمضان" (bulan Ramadan) saat Rasulullah Muhammad SAW baru 2 tahun menetap di Yastrib

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Ilustrasi 

Turunan kata Sahr masih diulang 14 kali, 12 dalam bentuk nomina (kata benda), dua kali dalam bentuk verba (kata kerja).

Tapi tidak dengan Ramadan.

There is the only one.

Sejatinya, di surah At Taubah ayat 3, Allah SWT menggunakan kata jamak Sahr; untuk menyebut empat bulan haram lainnya, namun tidak se-spesifik "Sahru Ramadan".

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 Bulan Haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta mereka yang bertakwa (QS:9;4).

Oleh Nabi, sahabat, tabiin dan taabiiin; ke-4 Bulan Haram itu disepakati; Muharram (1), Rajab (7), Zulqaidah (11) dan Zulhijjah (12).

Sebelum masa keRasulan Muhammad, penamaan bulan bukanlah merujuk "BERAPA" melainkan "APA".

Contohnya: kelahiran Muhammad, dinamai Tahun Gajah. Ini untuk mengabadikan serangan pasukan ratusan gajah dari Raja Abraha ke Mekkah; (Surah Al Fiil)

Belum ada formula khas; elite Quraish dan kaum Jahiliyah masih menggunakan paduan kalendar syamsiyah/ Matahari (sebelum Isa Al Maseh) dengan kalendar qomariyah/ bulan.

Sistem penanggalan baku Islam (taqwim hijriyah) baru ditetapkan 7 tahun pascawafatnya Rasulullah dan Khalifah i, Abubakar Asshiddiq RA.

Inisiatornya Khalifah ke-ii; Umar bin Khattab RA setelah bermusyawarah dengan Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan sahabat lain di tahun ke-17 hijrah Nabi ke Yasrib (Madinah).

Bulan Ramadan adalah nama bulan ke-9.

Penamaannya langsung dari langit, bukan dari Nabi atau kesepakatan sahabat.

Merujuk kekhasan itulah, Nabi menyeru umatnya menyebut utuh Bulan Ramadan.

Tidak memisahkannya dari Sahr.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved