Unismuh
Akademisi Unismuh Sukri Syamsuri Ingatkan Ancaman Kepunahan Bahasa Bugis pada Generasi Milenial
Akademisi Unismuh Makassar, Dr Andi Sukri Syamsuri mengatakan bahasa daerah terancam punah jika tidak dirawat, dilestarikan, dan diwariskan
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Akademisi bidang Bahasa Bugis Unismuh Makassar, Dr Andi Sukri Syamsuri mengatakan bahasa daerah terancam punah jika tidak dirawat, dilestarikan, dan diwariskan kepada generasi milenial sebagai generasi pelanjut.
Termasuk bahasa Bugis.
Sukri mengatakan saat ini ada 722 bahasa daerah dengan penutur mencapai 222.699.476 orang di Indonesia.
Ada 10 bahasa daerah penutur terbanyak. Seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Musi, Bugis, Banjar, Ace, Bali dan Betawi.
Untuk itu, Andi Sukri Syamsuri mengingatkan perlunya pemartabatan bahasa daerah Bugis bagi Kaum Milenial.
"Khusus bahasa Bugis, ada 11 faktor penyebab kepunahan bahasa bugis," kata Sukri, Senin (12/4/2021).
Sukri mengatakan faktor-faktor kepunahan tersebut pertama, pengaruh bahasa mayoritas di mana bahasa daerah tersebut digunakan.
Kemudian kondisi masyarakat penuturnya yang bilingual atau bahkan multilingual.
Termasuk faktor globalisasi. Faktor migrasi (migration), perkawinan antaretnik (intermarriage), hingga bencana alam dan musibah.
"Faktor lainnya kurangnya penghargaan terhadap bahasa etnik sendiri," kata Sekretaris Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Sulsel ini.
Selain itu kurangnya intensitas komunikasi berbahasa daerah dalam berbagai ranah khususnya dalam ranah rumah tangga. Faktor ekonomi.
"Faktor bahasa lain ketika ibu-ibu tidak mencintai bahasa daerah/bahasa Bugis," ungkap mahasiswa teladan RI 1993 ini.
Untuk itu Sukri menyerukan strategis pemertahanan revitalisasi bahasa daerah Bugis sebagai bahasa ibu kepada kaum milenial.
Ia mengajak perlu dilakukan penguatan keberadaan bahasa Bugis sebagai muatan lokal wajib di semua jenjang sekolah.
Menurutnya, pengadaan guru bahasa Bugis sebagai jalinan kemitraan antara perguruan tinggi penyedia guru bahasa Bugis dengan pemerintah dan masyarakat.