Bos BUMN Profesor
Profil Prof Muradi Bos BUMN yang Dituduh Telantarkan Anak, Jabat Komisaris Independen Waskita Karya
Inilah profil Prof Muradi Bos BUMN yang dituduh Era Setyowati telantarkan anak. Kini menjabat posisi Komisaris Independen Waskita Karya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah profil Prof Muradi Bos BUMN yang dituduh Era Setyowati telantarkan anak.
Kini menjabat posisi Komisaris Independen Waskita Karya.
Muradi atau Prof. Muradi, PhD merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung.
Baca juga: Profil Lengkap Prof Muradi Komisaris BUMN, Pengacara Bantah Telantarkan Anak dari Model Cantik Ini
Berikut profil dan jejak karir Muradi atau lengkapnya Prof. Muradi, PhD:
Profil Muradi
Dilansir Tribun-timur.com dari Wikipedia, Muradi lahir di Jakarta pada tanggal 10 Mei 1975.
Ia merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),
Juga Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik (Magister & Doktoral) di Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung.
Aktif mengabdi untuk almamaternya sejak 2004 hingga saat ini.
Sejak mahasiswa aktif dalam pergerakan mahasiswa.
Riwayatnya pernah menjadi Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ilmu Budaya.
Juga menjadi Koordinator Umum BPM Universitas Padjadjaran pada tahun 1997-1998.
Ia menjadi Ketua Umum Keluarga Aktivis Universitas Padjadjaran (KA Unpad) di periode yang sama.
Menjelang Soeharto jatuh, Muradi menjadi Koordinator Umum Forum Mahasiswa Bandung (FMB).
FMB adalah organisasi yang menaungi lebih dari 80 kampus se-Bandung Raya.
Muradi merupakan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Bandung pada 1995.
Saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI) bidang Politik Pertahanan & Keamanan dan Luar Negeri (2016-2021).
Muradi menyelesaikan pendidikan Strata Satu di Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran.
Lalu melanjutkan pendidikan Strata Dua dan Strata Tiganya di tiga universitas berbeda, yakni:
1. Program Pasca Sarjana Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI),
2. Program Kajian Stratejik, S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU), Singapura, dan
3. School of Politics and International Studies, Flinders University, Adelaide Australia.
Muradi juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (PP IKA UNPAD), Bandung sejak tahun 2016 sampai tahun 2020.
Pada kepengurusan PP IKA UNPAD periods 2020-2024, Muradi dipercaya menjadi Ketua Dewan Pakar PP IKA UNPAD.
Jejak Karir di Dunia Akademis
Selain menjabat sebagai Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik, Muradi merupakan pengajar tetap (dosen) pada program Pasca Sarjana Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan di UNPAD.
Ia jadi dosen bahkan sebelum menjabat sebagai direktur, yaitu sejak tahun 2004.
Tidak hanya di UNPAD, Beliau juga merupakan pengajar tamu pada beberapa universitas dan Sekolah Staf dan Komando di Lingkungan TNI maupun Sekolah Staf dan Pimpinan di Lingkungan POLRI, Universitas Pertahanan (UNHAN), dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian-Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK-STIK).
Ia menjadi Peneliti Senior pada Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC), yang berbasis di Bandung.
Juga peneliti di Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45), yang berbasis di Jakarta.
Tercatat juga sebagai Inisiator Bandung School of Democracy (BSoD) yang menyelenggarakan kajian Politik dan Demokrasi Setara regular khusus untuk kalangan millennial.
Bersama-sama dengan sejumlah dosen di Bandung dan aktivis milenial mendirikan Second House, Rumah Aktivitas Milineal Bandung pada 2017, dan menjadi salah satu Penggiat hingga saat ini..
Selain mengajar dan penelitian, Muradi juga Aktif Sebagai Narasumber Ahli pada sejumlah kementerian dan lembaga negara serta institusi terkait lainnya seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, POLRI, TNI, BIN, Wantanas, DPR RI, KPU, Bawaslu dan sebagainya.
Dilaporkan Era ke KPAI
Diberitakan sebelumnya, Miss Landscape Indonesia 2019, Era Setyowati atau akrab disapa Sierra mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/4/2021).
Ia didampingi kuasa hukumnya, Razman Arif Nasution membuat aduan atas dugaan penelantaran anak.
Pelakunya, yang tak lain suami siri Sierra berinisial M.
Baca juga: PROFIL Muradi Bos BUMN Bergelar Profesor, Jabat Posisi Komisaris Independen Waskita Karya
Baca juga: SOSOK Bos BUMN Bergelar Profesor Marsudi Wahyu Kisworo, Komisaris Independen PT Telkom Indonesia
Sierra sudah menikah siri dengan pria yang diduga Prof M sejak 2018.
Dari pernikahan itu mereka dikaruniai anak yang masih berusia delapan bulan.
"Sierra Melahirkan anak bernama Galia, di salah satu rumah sakit di Jakarta. Dan itu ada datanya, Prof M ini datang menghantar biaya, ke rumah sakit itu dan sempat tidur menemani di rumah sakit itu," kata Razman membeberkan.
"Waktu itu melahirkan cesar, ada foto dan videonya, kemudian ada foto dia tidur dengan Galia," ungkap Razman.
M diduga seorang profesor guru besar sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung.
Tak hanya itu, Prof Man merupakan komisaris independen salah satu BUMN di Tanah Air.
"Dia ini berkenalan dengan seorang guru besar, Prof M guru besar di perguruan tinggi negeri favorit di Bandung. Mr M ini juga komisaris independen di BUMN terkemuka," kata Razman Arif.
Razman mengungkapkan Sierra meminta Prof M untuk menafkahi Galia.
"Iya (meminta) nafkah. Apa yang dia (Prof M) sampaikan itu kelihatannya tidak sampai untuk biaya ke perguruan tinggi. Yang ditawarkan itu hanya sampai TK saja itu," ungkap Razman.
Rupaya Prof berinisial M itu sudah mengakui darah dagingnya dengan Sierra.
Sebelum ini telah terjalanin komunikasi dari kedua belah pihak namun tidak menemui titik temu.
Bahkan belakangan ini komunikasi Sierra diblokir.
"Kan dia (Prof M) sudah datang ke kantor saya. Rangkaian peristiwa hukumnya sudah dapat, pengakuan kan. Bukti salah satunya pengakuan, dia datang dan sudah tawarkan mediasi untuk biaya anak ini cuma caranya nggak tepat," terangnya.
"Oh saya diblokir. Saya dipersulit untuk komunikasi," kata Sierra.
Belakangan diketahui, Prof M adalah Prof Muradi.
Bos BUMN Profesor Muradi akhirnya buka suara terkait tudingan model Era Setyowati soal penelantaran anak.
Melalui pengacaranya Patrice Rio Capella, Prof Muradi membantah nikahi Era Setyowati dan punya anak.
Berbeda dengan pengakuan Era Setyowati yang menyebut anak yang dilahirkannya merupakan anak Prof Muradi.
Seteru Bos BUMN Prof Muradi dengan model Era Setyowati menjadi semakin sengit.
Pasalnya melalui pengacara masing-masing, keduanya mengaku memiliki bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Era Setyowati melalui pengacaranya Razman Nasution mengaku punya bukti kuat bahwa Prof Muradi sudah nikah siri dan punya anak.
Awal mula perkenalannya, Sirrie sapaannya kenal Prof Muradi lewat Instagram dan berakhir dengan nikah siri dan punya anak.
Bahkan melansir tribunnews.com, Era kenal dengan istri Prof Muradi.
Sementara pengacara Prof Muradi, Patrice Rio Capella, menyatakan kliennya siap tes DNA sebagai bukti jika kliennya tak pernah punya anak dari Era Setyowati.
Berikut selengkapnya!
Prof Muradi bantah tuduhan Era Setyowati
Sosok Prof M akhirnya terungkap. Dialah Prof Muradi yang kini menjabat posisi Komisaris Independen PT Waskita Karya.
Profesor Muradi membantah tuduhan telah menikah dengan model Era Setyowati dan menelantarkan anak.
Hal tersebut disampaikan lewat kuasa hukumnya yaitu Patrice Rio Capella.
"Bahwa tidak benar adanya sudah ada pernikahan antara profesor Muradi dengan ES. Kalau tidak ada nikah maka tidak ada anak dari keduanya," kata Patrice Rio Capella dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/4/2021).
Bahkan Patrice Rio Capella mengatakan kliennya siap tes DNA untuk membuktikan hal tersebut.
Kuasa hukum ini mengatakan kliennya siap untuk tes DNA untuk membuktikan bahwa tudingan penelantaran anak yang dilayangkan Era Setyowati (ES) tidak benar.
"Sangat siap untuk tes DNA apabila diminta, agar peristiwa ini menjadi terang dan jelas," ujar Patrice Rio Capella.
Patrice juga membantah soal Muradi memberikan apartemen kepada Era Setyowati.
"Tidak benar juga bahwa Prof Muradi pernah membelikan 1 unit apartemen," ujarnya.
Pihak Prof Muradi merasa sudah difitnah.
Tak hanya itu, ada dugaan pemerasan oleh Era Setyowati dan kuasa hukumnya, Razman Arif Nasution.
"Adapun tuduhan-tuduhan yang cenderung menurut klien kami merujuk ke fitnah dan ada upaya pemerasan," katanya.

Patrice membenarkan Era Setyowati sudah berjumpa dengan Profesor Muradi.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, Era Setyowati meminta Rp 1 miliar.
"Sebelum ini mereka sudah ketemu dan meminta Rp 1 miliar. Setelah ada pengacara meningkat jadi Rp 2 miliar. Apa yang disampaikan tidak memiliki dasar hukum yang jelas," tuturnya.
"Maka kami akan mengambil langkah hukum kalau saudara ES dan pengacaranya mendiskreditkan kami terus di media masa tanpa mencari tahu kebenaranannya itu anak Prof Muradi," tegas Patrice.

Pengacara Prof Muradi Heran
Patrice juga heran dengan Era Setyowati dan kuasa hukumnya.
Mestinya sebelum ke KPAI, mereka harusnya cek DNA.
"Kenapa enggak di DNA dulu baru ke KPAI. Bukan ke KPAI dan menantang buat tes DNA, menurut saya terbalik," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Era Setyowati yang dikenal Miss Landscape Indonesia 2019 dan akrab disapa Sierra, melapor ke KPAI didampingi Razman Arif Nasution sebagai kuasa hukumnya.
Mereka melaporkan Prof Muradi dengan tuduhan penelantaran anak.
Hingga saat ini, Era Setyowati belum membuktikan bahwa anak yang dilahirkannya itu adalah anak Prof Muradi.
Selain itu, Era Setyowati pernah mengirimkan foto Akta Kelahiran anaknya tersebut kepada pihak Prof Muradi.
Di mana dalam akta tersebut sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Pro Muradi sebagai orang tua dari anak yang dilahirkan oleh Era Setyowati. (Tribun-timur.com/Tribunnews.com/ Sakinah Sudin)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sambangi KPAI, Model Era Setyowati Bikin Aduan Atas Dugaan Penelantaran Anak