Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal Daniel Pasang Pemilik Warung Bakso Kak Boy; 1/2 Abad Jualan Bakso Kasar di Makassar

Meski hanya pedagang bakso, pria kelahiran Kecamatan Sangalla, Tana Toraja ini, begitu fasih merunut kepala sekolah di komplek perwira tinggi TNI AD

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Daniel Pasang, pemilik warung bakso Kak Boy saat duduk di depan warungnya, di Jl Sungai Tangka, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/4/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ingin tahu 9 nama kepala sekolah SMA Kartika XX-I (Kachak) Makassar?

Bertanyalah ke Daniel Pasang (73 tahun).

Meski pedagang bakso, pria kelahiran Kecamatan Sangalla, Tana Toraja ini, begitu fasih merunut kepala sekolah di komplek perwira tinggi TNI AD di Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel ) ini.

Boleh dikata, Daniel atau yang lebih akrab disapa Kak Boy, adalah sejarahwan informil sekolah milik yayasan pendidikan TNI itu.

"Saya mulai jualan bakso di Kachak sejak kepalanya masih Pak Einsenring, Pak Yuwono hingga Pak Aminuddin yang sekarang," ujar Daniel, yang lebih akrab dengan sapaan Kak Boy.

Einsenring sendiri menjabat kepala sekolah di SMA Kachak, sejak 1969 hingga 1974.

Dia mengenang Prof Einsenring adalah tokoh pendidikan Sulsel asal Manado.

"Guru besar bahasa Inggris (Grammar)-nya IKIP dulu beliau," ujar kakek 12 cucu ini.

Sedangkan Pak RM Yuwono, adalah kepala sekolah terlama 1975 hingga 2001.

Di tenda kedai baksonya, di Jl Sungai Tangka, belakang rumah jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu (3/4/2021) dengan fasih Kak Boy, melafalkan delapan kepala sekolah milik Yayasan Kartika Chandra Kirana itu.

Mulai dari Prof Dr Einsenring (1969-1974), RM Yuwono (1975-2001), Drs H Paharuddin A.R (2001 – 2007), Drs Syamsuddin Palili (2007 – 2008), Drs. Asgar (2008 – 2009), Drs Padjemma Husain (2009 – 2013), Drs M Jafar Nur MSc (2013-2015), Dra Ratny Gandarwaty (2015-2018), hingga Drs Aminuddin (2018-sekarang).

"Bu Ratni itu sudah pindah ke SMA 17," ujar Boy.

Daniel Pasang, pemilik warung bakso Kak Boy saat duduk di depan warungnya, di Jl Sungai Tangka, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/4/2021).
Daniel Pasang, pemilik warung bakso Kak Boy saat duduk di depan warungnya, di Jl Sungai Tangka, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/4/2021). (TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR)

Di puncak masa pandemi, September 2020 lalu, Kak Boy pindah lapak.

"Waktu depan rumah Jenderal M Jusuf, langganan saya istri pejabat se-Sulsel, sekarang banyak yang belum tahu saya sudah pindah ke belakang Rujab," ujarnya sambil memberi takzim ke pelanggannya di bahu jalan Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujungpandang, Makassar, Sulsel.

Hampir 40 tahun, Boy jualan di bawah pohon besar sisi selatan SMA Kachak.

Selama hampir satu dekade dia di depan sekolah.

"Puang Herry saja bilang dia kesepian, karena saya pindah ke belakang rujab," ujar Boy, mengutip mantan Plt Wali Kota Makassar, Andi Herry Iskandar.

Lokasi jualan populis Bakso Kak Boy, memang di depan rumah Andi Herry, rumah warisan pamannya, mendiang Jenderal M Jusuf.

Daniel mengaku meski tak seramai saat di sekitar Gedung IMMIM, dia masih bersyukur tetap bisa melayani pelanggannya di kompleks elite TNI Sungai Tangka.

Perihal nama paten Bakso Kak Boy, Daniel punya cerita.

Di medio awal dekade 1980-an, saat SMA Kachak jadi destinasi pendidikan atas dan elite di Makassar, ada film populer yang diperankan Onky Alexander dan Dedi Petet.

Kedai baksonya jadi tempat nongkrong sekaligus lahan parkir mobil pelajar anak SMA Kachak.

"Jadi yang ada itu Catatan Si Boy, tak ada Catatan si Marten atau Mas Joko," kelakar Daniel, soal brand Bakso Kak Boy.

Setelah lebih setengah abad jualan bakso, Daniel mulai mewariskan resep baksonya ke anak dan cucunya.

Daniel sendiri kini tinggal di Barayya, Kecamatan Rappocini, Makassar.

Dari tiga istrinya, Daniel memiliki 12 anak dan 10 cucu.

Warung bakso Kak Boy di Jl Sungai Tangka, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/4/2021).
Warung bakso Kak Boy di Jl Sungai Tangka, Makassar, Sulsel, Sabtu (3/4/2021). (TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR)

Franchise bakso Kak Boy, hanya dia berikan ke anak, kemenakan dan cucunya di 5 lokasi; Jl Topaz Raya Panakkukang, Jl Metro Tanjung Bunga, Jl Monginsidi, Jl Urip Sumoharjo, Jl Gunung Latimojong depan Harapan Baru.

Perihal hengkangnya dia dari spot jualan dekat SMA Kachak di Jl Sungai Tangka No 17, Daniel juga punya cerita.

"Saya tiba-tiba disuruh pindah, di sana cuma sewa pakai uang kebersihan, sekarang bayar 8 juta sebulan," ujar kepada Tribun-Timur.com.

Di pekan pertama jualan bakso di depan gerbang belakang Rujab Gubernur, tiba-tiba dia kedatangan pelanggannya 30 tahun lalu.

"Ibu Lies (istri Nurdin Abdullah) itu sudah makan bakso Kak Boy, tahun 1980, jadi dia langsung duduk makan di sini sama teman SMA-nya," ujar Daniel, menceritakan kisah dua bulan sebelum Nurdin Abdullah dicokok KPK di Rujab, 27 Februari 2021 malam, lalu.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved