Mabes Polri Diserang
Mayjen TNI Purn TB Hasanuddin Kritik Pernyataan Jenderal Listyo soal Lone Wolf Terrorist, Kenapa?
Mayjen TNI Purn TB Hasanuddin Kritik Pernyataan Jenderal Listyo Sigit soal lone wolf terrorist, berapa anggaran pemberantasan teroris Indonesia
TRIBUN-TIMUR.COM- Purnawirawan jenderal TNI bintang dua, Mayjen TNI Purn TB Hasanuddin melayangkan kritik atas pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal terduga pelaku penyerangan Mabes Polri Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini tak sepakat dengan istilah long wolf terrorist yang digunakan Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers.
Menurut TB Hasanuddn, Istilah tersebut (lone wolf) kurang tepat.
Baca juga: Mengapa Anak Muda Jadi Teroris? BNPT Bongkar Pencucian Otak Melalui Media Sosial
Baca juga: Fakta Terbaru ZA Wanita yang Ditembak Mati di Mabes Polri, Lihat Unggahan 21 Jam Sebelum Menyerang
Karena teroris tidak tumbuh dengan sendirinya secara otomatis.
"Dia akan tumbuh di tempat yang situasinya mendukung, berkembang karena komunikasi sosial yang khusus dengan orang-orang tertentu. Dia tumbuh karena ada yang membina bahkan dia punya idola sendiri. Bahwa dia bergerak sendiri (lone), ya ini kebutuhan taktis saja," kata TB Hasanuddin dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).
Meski tidak sepakat, politisi PDIP ini juga mengapresiasi kinerja Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), terutama Densus 88, dan seluruh aparat yang telah bekerja optimal memberantas terorisme.
Namun ia berharap seluruh elemen bersatu dan terintegrasi melawan teroris dan paham terorisme.
"Tapi mengatasi masalah teroris tidak bisa hanya segelintir orang yang bekerja. Pemberantasan paham radikalisme dan terorisme harus menjadi program nasional dan melibatkan seluruh komponen bangsa," lanjutnya.
Soal anggaran deradikalisasi yang menghabiskan triliunan rupiah, anggota DPR ini akan melakukan evaluasi.
Meski sudah diguyur anggaran yang banyak, namun ancaman terorisme di Indonesia masih nyata.
Lebih miris lagi, pelakunya sudah menyasar usia produktif.
Tiga terduga pelaku terorisme, dua di Makassar dan satu di Mabes Polri masih usia muda.
Di bawah 30 tahun.
Metode deradikalisasi tidak efektif menyasar seluruh kalangan.
"Ini deradikalisasi belum efektif," katanya.