Bom di Gereja Makassar
Video CCTV Gereja Katedral: Detik-detik Lukman dan Yogi Safitri Ledakkan Diri Saat Jemaat Pulang
Beredar video CCTV Lukman dan Yogi Safitri Fortuna meledakkan diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
TRIBUN-TIMUR.COM- Beredar video detik-detik bom bunuh diri di Makassar meledak di YouTube.
Sebuah akun YouTube Trust TV mengunggah video CCTV dari Gereja Katedral Makassar meledak, Minggu (28/3/2021).
Dalam video ini, nampak kamera CCTV yang berasal dari Gereja Katedral Makassar.
Pelaku bom di Makassar, Lukman dan Yogi Safitri Fortuna nampak beberapa kali lewat di depan Gereja Katedral Makassar.
Kemudian, ketika jemaat menuju gerbang, maka saat itu bom meledak.
Saat itu, Lukman dan Yogi masih di atas motor.
Pas setelah ledakan, membuat kepanikan dan orang-orang berlari meninggalkan area ledakan.
*Cek videonya di bawah naskah
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Makassar, Ketua FKUB Mamasa Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh
Baca juga: Diduga Ikut Terlibat Pemboman Gereja Katedral, Polisi Masih Periksa 4 Tersangka
Fakta-fakta Lukman
1. Anak Penyabar
Ketua RW 1 Kelurahan Bunga Ejaya, Hamka mengatakan, Lukman selama ini diketahui anak yang penyabar. Apalagi sejak umur 5 tahun ia telah ditinggal mati oleh ayahnya.
"Ia penyabar sekali dari kecil, sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka, Senin (29/3).
2. Berhenti Kuliah
Menurutnya, perubahan anak sulung dari dua bersaudara itu mulai terasa saat ia memutuskan untuk berhenti kuliah.
"Dia kuliah dekat sini. Saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti. Saya kasihan sama ibunya, karena dia tidak mau dilarang," jelasnya.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini. Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya
3. Berubah Setelah Menikah
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah.
"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah atau menikah siri," katanya.
Setelah menikah Lukman bertambah keras dan sering kali menegur ibunya jika melakukan ritual adat seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barasanji, katanya bid'ah, tidak boleh. Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
4. Tinggalkan Rumah
Hamka melanjutkan ceritanya, perselisihan Lukman dan ibunya berakhir saat Lukman dan istrinya memilih meninggalkan rumah.
"Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digerebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.
Hamka mengatakan, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman.
"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja. Ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, di situ kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.
Atas kejadian ini, pihak RT dan RW telah mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk menjaga pergaulan anaknya dengan ketat.
"Kami sudah minta warga untuk terus mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang sama," ujarnya.
Ia mengatakan, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian ini.
Sebaliknya, warga justru merasa iba dengan ibu dan adik Lukman.
"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan Lukman. Pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," katanya
"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga di sini tidak ada yang keberatan," ujarnya. (tribun-timur.com)
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Makassar, Bupati Bone; Rusak Nilai Sipakatau, Sipakalebbi & Sipakainge
Baca juga: Akibat Bom di Katedral Nama Makassar Mendunia, Diberitakan Sampai Amerika Serikat, Termasuk Time