Mantan Teroris Tobat, Sofyan Tsauri Kenang saat Ditangkap Densus 88: Saya Tidak Tahan Siksaan Ini
Mantan Teroris Sofyan Tsauri kembali mengenang masa lalunya saat dirinya ditangkap Densus 88, di Pangkalan 9 Jalan Raya Narogong, Cileungsi Bogor, 6 M
Saya cuma bisa manyun, suasana tegang, beberapa Ikhwan tertangkap di Jantoi.
Saya memprediksi, cepat atau lambat densus 88, Team anti bandit polres Bireuen dan Brimob Polda Aceh pasti akan mengendus posisi saya.
Ada 30 Ikhwah di hutan Samalanga saat itu, dengan persenjataan 10 pucuk campuran yang terdiri dari AK 47 4 pucuk dan 2 M16 dan beberapa senpi pendek.
Saat itu tanggal 22-25 Februari 2010, densus 88 meluncur ke Aceh, karena banyak nya DPO Bom Marriott dan Ritz-Carlton lari ke kamp Aceh untuk bergabung.
Rencananya kami akan membuat teror lanjutan setelah tewasnya Noerdin M Top, kali ini Dulmatin lah yang memimpin Amaliat kami.
Mata2 kami melaporkan ada beberapa orang mencurigakan memasuki kamp.
Saya bergegas merapikan barang-barang lainnya.
Adapun beberapa barang yang tidak mungkin di angkut kita tinggal di antaranya 20 ribu amunisi.
Beberapa pucuk AK 56 dan M16 kami timbun sementara.
Kami bergeser ke Lhokseumawe Aceh Utara, di Aceh Utara kami kembali ke Kamp ke 3 di daerah Payak Bakong.
Ternyata dugaan saya benar, satu kompi Brimob menyisir Samalanga, dan puluhan ribu amunisi, beberapa pucuk AK dan M16 ikut di temukan.
Sejak saat itu nama saya masuk daftar DPO Mabes Polri, saya bergeser ke Aceh Timur setelah beberapa satuan Mabes Polri menuju Lhokseumawe.
HP kita betul-betul jadi bumerang.
Saya matikan HP mmbuat saya tidak bisa kordinasi dengan anak buah.
Menghidupkan HP membuat keberadaan kami di ketahui aparat keamanan.