Program RISE di Makassar
Perbaikan Permukiman Kumuh di Makassar Jadi Percontohan Dunia, Danny: 150 Profesor Dunia Terlibat
ADB berterima kasih atas program kerja sama yang sangat berhasil di Kota Makassar. Utamanya program percontohan pertamanya di Batua, Makassar
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: AS Kambie
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Puluhan peneliti dari Amerika Serikat, Inggri, Australia, dan Indonesia meneliti permukiman kumuh di Makassar.
Penelitian yang terangkum dalam program Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) itu melibatkan Asian Development Bank (ADB), Monash University Australia, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
Penelitian dalam Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) itu berlangsung sejak empat tahun terakhir.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto berharap penelitian dan program Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) tetap dilanjutkan di Makassar, meski sejumlah program dunia dihentikan karena terdampak pandemi Covid-19.
“Berharap program lanjutan dengan ADB yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2021 mendatang dapat berjalan dengan lancar. Agar masyarakat bisa merasakan dampaknya secara langsung. Dan kawasan kumuh di Kota Makassar bisa berkurang secara bertahap,” jelas Danny Pomanto usai mengikuti webinar zoom peluncuran Tiga Seri Produk Pengetahuan oleh RISE-ADB, Kamis (25/3/2021).


Virtual meeting tersebut juga diikuti, antara lain, RISE Program Director/Senior Vice-Provost and Vice-Provost (Research) Monash University Profesor Rebekah Brown, Konjen Australia Makassar Bronwyn Robbins, Wakil Presiden ADB untuk Pengelolaan Pengetahuan Pembangunan Berkelanjutan Bambang Susantono, Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Rob Fenn, RISE Build Team Leader Dr Eng Ihsan Latie, dan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Dhani Kusuma.
Webinar Zoom berdurasi 45 menit ini secara singkat mengungkap pelajaran dan tantangan RISE dalam merancang solusi sensitif air dengan masyarakat Indonesia selama empat tahun terakhir, dengan komentar dari mitra utama RISE di Indonesia, Australia, dan Inggris, serta ADB dan Monash University .
Menurut Danny Pomanto, buku tersebut menjadi rujukan percontohan Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) yang berhasil di dunia salah satunya di Kota Makassar.
“Saya tadi berkesempatan memberi sambutan pembuka di hadapan para stakeholder di seluruh dunia. Buku ini melibatkan 150 professor di dunia. Dan menjadi contoh keberhasilan program RISE ini,” sebut Danny Pomanto.
Wakil Presiden ADB untuk Pengelolaan Pengetahuan Pembangunan Berkelanjutan Bambang Susantono menyebut Kota Makassar sangat sukses dalam mewujudkan kerja sama terkait Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) atau pengentasan kawasan kumuh.
Dalam zoom meeting itu ADB berterima kasih atas program kerja sama yang sangat berhasil di Kota Makassar. Utamanya program percontohan pertamanya di Batua.
Karenanya, pihak ADB yang digagas dengan Monash University dan para mitra bertekad melanjutkan program tersebut di enam titik di Makassar.
“Pihak dari Australia ini sangat berterima kasih kepada kita. Katanya, dia akan melakukan pengembangan dan progress yang namanya Makassar livable city development. Ada enam titik yang akan di fokuskan di Makassar,” kata Danny Pomanto.

Disebutkan, Revitalising Informal Settlement and their Environments (RISE) merupakan program penelitian tindakan yang bekerja di persimpangan bidang kesehatan, lingkungan, air dan sanitasi di permukiman kumuh perkotaan.
Program ini dipimpin Monash University bersama Universitas Hasanuddin (Unhas) dan 28 lembaga internasional lainnya.