Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Breaking News

Foto Perbandingan Rumah Adat Bone Bola Soba atau Saoraja Sebelum dan Setelah Terbakar

Foto rumah adat Bone Bola Soba atau Saoraja sebelum dan setelah terbakar. Rumah adat Bone, Bola Soba atau Saoraja di Jl Latenritatta, Watampone,

Editor: Edi Sumardi
FACEBOOK.COM/ABDI MAHESA
Foto perbandingan rumah adat Bone, Bola Soba atau Saoraja sebelum dan setelah terbakar. Bola Soba di Jl Latenritatta, Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ( Sulsel ), habis terbakar pada Sabtu (20/3/2021) subuh. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Foto perbandingan rumah adat Bone, Bola Soba atau Saoraja sebelum dan setelah terbakar.

Rumah adat Bone, Bola Soba atau Saoraja di Jl Latenritatta, Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ( Sulsel ), habis terbakar pada Sabtu (20/3/2021) subuh.

Api melahap hampir seluruh bagian bangunan rumah kayu yang berusia 1 abad lebih itu.

Kini, Bola Soba tinggal puing.

Belum diketahui apa penyebab kebakaran Bola Soba.

Foto di atas menunjukkan perbandingan Bola Soba sebelum dan setelah dilahap si jago merah.

Sejarah Bola Soba

Disalin dari laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone atau Disbud Bone, disbud.bone.go.id, Bola Soba merupakan salah satu peninggalan sejarah kerajaan Bone masa lalu. 

Bola Soba kerap menjadi tempat pelatihan sanggar-sanggar seni yang ada di kota Bumi Arung Palakka.

Selain itu, di bagian lain ruangan terdapat Langkana atau singgasana raja, bangkai meriam tua, gambar La Tenritatta Arung Palakka Raja Bone ke-15, silsilah dan susunan raja-raja Bone, serta beberapa benda-benda tertentu seperti guci dan dupa yang sengaja disimpan pengunjung sebagai bentuk melepas nazar atau dalam bahasa Bugis mappaleppe’ tinja’.

Saoraja dibangun pada masa pemerintahan Raja Bone ke-31, La Pawawoi Karaeng Sigeri MatinroE ri Bandung (1895-1905) .

Awalnya, diperuntukkan sebagai kediaman raja pada waktu itu sehingga disebut Saoraja. Selanjutnya, ditempati oleh putra La Pawawoi Karaeng Sigeri yang bernama Baso Pagilingi Abdul Hamid yang kemudian diangkat menjadi Petta Ponggawae (Panglima Perang) Kerajaan Bone oleh raja dengan persetujuan Ade’ Pitue.

Saat ditempati oleh Petta Ponggawae, maka bubungan rumah atau timpa’ laja diubah menjadi empat singkap atau susun setelah sebelumnya lima singkap.

Sebab, dalam tata kehidupan masyarakat Bugis, lima singkap timpa’ laja dalam bangunan rumah diperuntukkan bagi Rumah Raja dan timpa’ laja dengan empat singkap untuk putra raja.

Seiring dengan ekspansi Belanda yang bermaksud menguasai Nusantara, termasuk Kerajaan Bone pada masa itu, maka Saoraja Petta Ponggawae ini pun jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai markas tentara. Tahun 1912, difungsikan sebagai penginapan dan untuk menjamu tamu Belanda.

Dari sinilah awal penamaan Bola Soba yang berarti rumah persahabatan atau dalam bahasa Bugis Sao Madduppa to Pole.

Selanjutnya, Bola Soba juga pernah difungsikan sebagai istana sementara Raja Bone pada masa pemerintahan Raja Bone ke-32 La Mappanyukki Sultan Ibrahim MatinroE ri Gowa, 1931-1946 menjadi markas Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS), menjadi asrama TNI pada tahun 1957 hingga kemudian dijadikan sebagai bangunan peninggalan purbakala sampai saat ini.

Saoraja telah mengalami tiga kali pemindahan lokasi.

Lokasi aslinya, terletak di Jalan Petta Ponggawae, Watampone yang saat ini menjadi lokasi rumah jabatan bupati Bone di Jalan Petta Ponggawae.

Selanjutnya, dipindahkan ke Jalan Veteran Watampone dan terakhir di Jalan Latenritatta Watampone sejak tahun 1978, yang peresmiannya dilakukan pada 14 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1978-1983) saat itu, Daoed Joesoef.

Sebagai bangunan peninggalan sejarah, Saoraja didesain untuk mendekati bangunan aslinya.

Namun demikian, beberapa bagian juga mengalami perubahan, baik perbedaan bahan maupun ukurannya.

Secara umum, Saoraja yang memiliki panjang 39,45 meter ini terdiri dari empat bagian utama, yakni lego-lego (teras) sepanjang 5,60 meter, rumah induk (21 meter), lari-larian/selasar penghubung rumah induk dengan bagian belakang (8,55 meter) serta bagian belakang yang diperuntukkan sebagai ruang dapur (4,30 meter).

Selanjutnya, pada bagian dinding dan tamping, dilengkapi dengan ukiran pola daun dan kembang sebagai ciri khas kesenian Islam dengan perpaduan model swastika yaitu sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks.(*)

Upate berita kebakaran Bola Soba di Tribun-Timur.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved