Beras Impor
Mendag Muhammad Lutfi dan Airlangga Hartanto Mau Impor Beras, Kementan dan Bulog Pastikan Stok Aman
Kementerian Pertanian pastikan stok beras aman meskipun pemerintah melalui Kemendag akan mengimpor beras awal tahun 2021.
TRIBUN-TIMUR.COM- Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian meminta Badan Urusan Logistik atau Bulog untuk mengimpor beras 1 juta ton.
"Kebijakan Pak Menko ( Airlangga Hartanto ) dan Pak Mendag ( Muhammad Lutfi ), kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor, ”kata Kepala Perum Bulog, Komjen Pol Budi Waseso dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/3/2021).
Kebijakan Impor Beras ini terjadi saat petani Indonesia sementara menanam padi.
Sekitar bulan Maret dan April 2021, petani Indonesia akan memanem padinya. (baca beritanya dengan judul Petani Siap Panen Padi, Komisaris Jenderal Buwas Ungkap Pemerintah akan Impor 1 Juta Ton Beras
Terpisah dikutip dari kompas.tv, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, Indonesia memasuki masa panen raya pada Maret-April 2021.
Sehingga, stok beras untuk kebutuhan bukan puasa hingga lebaran tercukupi.
Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono menyatakan, ketersediaan beras hingga bulan Mei 2021 diperkirakan hampir mencapai 25 juta ton.
“Neraca beras sampai dengan 2021 masih aman, terutama dengan panen raya,” kata Momon seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/3/2021).
Jumlah pasokan 25 juta ton didapat, dari sisa stok beras tahun lalu sebesar 7,389 juta ton. Lalu untuk proyeksi produksi dalam negeri hingga Mei 2021 sebesar 17,5 juta ton.
Sedangkan, kebutuhan masyarakat diperkirakan hanya sebanyak 12,336 juta ton.
Sehingga masih ada sisa sekitar 12,565 juta ton pada Mei.
Stok Melimpah, Bulog Bingung Mau Salurkan Kemana
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyatakan, jika pemerintah jadi mengimpor beras 1 juta ton, pihaknya akan kesulitan menyimpan beras tersebut.
Menurut pria yang biasa dipanggil Buwas ini, di gudang Bulog juga masih ada beras sisa impor dari tahun 2018.
"Gudang kami bisa menyimpan hingga 3,6 juta ton. Kalau kami membeli sebanyak apapun kami siap, asalkan hilirnya dipakai," kata Buwas dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (15/3/2021).
Buwas pun meminta pemerintah meninjau kembali rencana impor beras. Karena tak seimbangnya kebijakan penyerapan beras di hulu dengan penyaluran beras di hilir, telah membuat perusahaan kesulitan menyalurkan beras hasil serapan.
Tanpa adanya kebijakan penyaluran beras kelolaan Bulog, tugas menjaga stok sebesar 1 sampai 1,5 juta ton bakal sulit direalisasikan. Hal itu juga dikhawatirkan makin membebani operasional dan finansial perusahaan.
Penyebab lain stok beras menumpuk di gudang Bulog, karena perusahaan tersebut telah kehilangan pangsa pasar sebesar 2,6 juta ton beras per tahun dikarenakan Program Rastra (beras untuk keluarga sejahtera), yang diganti oleh pemerintah menjadi Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).
Beras Bulog yang tadinya diberikan sebagai bansos, kini diganti dengan uang tunai.
"Kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata jenisnya merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia yang menyebabkan sulitnya penyaluran beras tersebut," terang Buwas.
Karena sudah tidak bisa diedarkan, beras sisa impor tahun 2018 tersebut akan diolah menjadi tepung yang akan ditangani oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Sudah Tahu Panen Raya, Kok Tetap Mau Impor Pak?
Di sis lain, Menteri Perdagangan M Lutfi menegaskan, beras impor itu nantinya hanya akan digunakan sebagai iron stock.
"Iron stock itu barang yang memang ditaruh untuk Bulog sebagai cadangan, dia musti memastikan barang itu selalu ada. Jadi, tidak bisa dipengaruhi oleh panen, atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock," mata Lutfi beberapa waktu lalu.
Lutfi memastikan beras impor baru akan dikeluarkan jika memang diperlukan. Sehingga tidak mengganggu pasokan produksi petani dalam negeri. (tribun-timur.com/kompas.tv)
Baca juga: Kepala Bulog Jenderal Bintang 3 Berani Bongkar Rencana Pemerintah Impor 1 Juta Ton Beras
Baca Update Terkait Berita Impor Beras
Baca Update Program Kementerian Pertanian