Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Vaksinasi Sulsel

Survei Saoraja Institute 40% Warga Sulsel Takut Divaksin, Dinkes Curhat Dana Pelatihan Vaksinator

Yahya Thamrin PhD mengatakan vaksin sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 1956, aksin cacar. Yang beda kali ini karena vaksinnya untuk orang dewasa

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan narasumber webinar Persepsi Masyarakat Sulsel terhadap Vaksin Covid-19: Mengapa Harus Insecur? yang dirangkaikan Deklarasi Virtual Saoraja Institute, Sabtu (13/3/20219. 

“Yang beda sekarang karena vaksin untuk orang dewasa. Yang kita lakukan selama ini hanya vaksin untuk anak-anak,” jelas Yahya Thamrin PhD.

Pakar epidemiologi Unhas itu menjamin vaksin yang dilakukan di Indonesia sudah dijamin aman.

Hanya saja, belum tentu hasil vaksinasi itu maksimal pada semua orang.

“Hasil penelitian mengatakan, jika ada 100 orang yang divaksin maka yang akan mencapai kekebalan maksimal dari 100 orang itu hanya sekiutar 70 orang. Artinya, efektivitas vaksin ini sekitar 70%,’ kata Yahya Thamrin PhD.

Sosiolog Unhas, Dr M Ramli AT MSi, menuturkan bahwa perilaku masyarakat  kita memang sangat sulit untuk bisa sadar disipilin

 “Disiplin untuk antri di ATM saja, kadang semrawut, apalagi sadar untuk disipilin protokol kesehatan dan vaksinasi. Padahal sudah lama kita diajarkan untuk bisa disiplin dan tertib, tapi masyarakat kita memiliki kesadaran naïf.” Jelas Dr M Ramli AT MSi.

Yang membuat peserta tergelitik adalah pengakuan DR Nurul AR. Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr Nurul AR mengatakan, kemampuan vaksinasi Sulsel saat ini sudah mencapai 4.000-an per hari.

Hanya saja, Sulsel masih membutuhkan vaksinator.

“Kita sudah melakukan pelatihan vaksinator dengan dana swadaya sendiri. Sebelum vaksinasi dilaksanakan kita sudah melatih vaksinator dua tahap, masing-masing 200-an pertahap,” jelas DR Nurul AR.

“Saya bisa melihat keletihan di wajah para vaksinator kita itu. Merekah sudah lelah selama setahun berjuang merawat pasien Covid-19, kini harus berjuang lagi menjadi vaksinator,” kata DR Nurul AR menambahkan.

Kegiatan ditutup dengan doa dan harapan bersama untuk kerja-kerja riset, survei, dan pengembangan sumber daya manusia ke depan bagi Saoraja Institute.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved