PON Papua 2021
Makin Serius Tatap PON XX Papua, Ratusan Atlet Sulsel Kembali Jalani Tes Fisik dan Psikotes
KONI Sulsel kembali menggelar tes fisik dan psikotes kepada atlet dan official yang bakal mengikuti PON Papua 2021
Penguji tes yang merupakan akademisi bergelar Doktor dari fakultas olahraga Universitas Negeri Makassar menguji kecepatan reaksi tangan dengan cara atlet menepuk tangan sekali.
Sambil penangkap penggaris yang dilepaskan penguji, selanjutnya kecepatan reaksi kaki dilakukan atlet dengan menangkap penggaris yang dibuang oleh penguji menggunakan sebelah kiri/kanan kakinya.
Tes kecepatan reaksi ini diukur berdasarkan jumlah angka yang tertera pada penggaris yang telah ditangkap oleh tangan/kaki, semakin tinggi angka tersebut maka ukuran reaksinya dianggap rendah.
Ketua Panitia tes atlet, Syamsuddin Umar, yang juga merupakan wakil Bimpres KONI Sulsel mengungkapkan tes fisik kali ini berbeda dengan test fisik sebelumnya yang digelar bulan desember tahun lalu.
“Ini lebih kompleks sesuai dengan karakter fisik cabang olahraga yang bertujuan melatih koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan atlet dalam menerima rangsangan panca indera,” ucapnya.
Selain test fisik, atlet, pelatih dan mekanik ini juga menjalani psikologi test di tahapan ujian kali ini, yang diuji oleh psikilogi profesional yang juga berasal dari Universitas Negeri Makassar.
Menurut Syamsuddin Umar, test psikolog ini untuk memantau pengaruh latihan yang dilakukan atlet selama ini.
Sejak pasca test fisik tahap pertama dan sekaligus memantau perkembangan psikis mereka terutama menyangkut motivasi, self confindense, kosentrasi, emosi dan kedisiplinan.
Ketua KONI Sulsel, Ellong Tjandra, mengatakan bahwa tes fisik, kesehatan dan psikotest yang dilaksanakan 3 hari ini menunjukkan keseriusan dan komitmen KONI Sulsel mempersiapkan atlitnya untuk menghadapi PON XX Papua.
“Berdasarkan hasil data test ini maka perlu diadakan lagi evlauasi atas kondisi atlet kita selama 3 bulan terakhir yang telah menjalani condition training dan latihan kecabangan dibawah pelatih masing-masing cabor,” tuturnya.(*)