Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Ekonomi

Ekonom Unhas Tanggapi Seruan Jokowi Soal Produk Impor

Menurut Pengamat Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin, Dr H Abdul Hamid Habbe SE MSi, perbedaan harga jual

Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/DIAN AMELIA
Pengamat Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin, Dr H Abdul Hamid Habbe SE MSi 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Presiden Joko Widodo gusar atas maraknya produk impor yang diperjualbelikan di marketplace dan disinyalir menghambat pertumbuhan produk lokal yang dihasilkan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM).

Menurut Pengamat Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin, Dr H Abdul Hamid Habbe SE MSi, perbedaan harga jual untuk platform dipengaruhi oleh sejumlah hal termasuk mengenai strategi pemasaran mengingat UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia, bahkan salah satu sektor yang menjadi unggulan karena selalu tumbuh dan meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.

" Hal-hal yang berbau emosional di era globalisasi itu sangat sulit diterapkan, jadi orang-orang di jaman modern sekarang ini di pasar yang serba virtual itu aspek rasionalitas lebih dikedepankan, jadi daya saing yang menjadi keunggulan sehingga himbauan yang berbau seperti itu mungkin tidak berdampak besar dan lama, karena masyarakat semakin rasional," ujarnya Minggu (7/3/2021).

Ia mengatakan berbeda misalnya jika himbauan Presiden disertai dengan kebijakan misalnya pajak impor yang di naikkan atau ada pembatasan.

" Selama tidak ada kebijakan impor dinaikkan dan tidak ada pembatasan-pembatasan maka arus barang dan jasa secara global tak bisa dihindari, sehingga persaingan berjalan secara murni, mungkin saya bisa mengatakan cinta produk dalam negeri tetapi kadang produk dalam negeri tidak memenuhi kriteria -kriteria saya sebagai user ,mungkin juga harganya mahal apalagi impor," tuturnya.

Kendati demikian, dirinya mengaku memiliki pengalaman menerapkan startegi marketing dengan memasukkan unsur-unsur emosional komoditas seperti agama serta emosi lokal.

" Jadi saya punya pengalaman,mencoba menerapkan strategi marketing itu dengan cara memasukkan unsur emosional komoditas seperti agama, emosi lokal, tetapi selalu kalah dan tidak berhasil sebab masyarakat semakin rasional melihat mana yang lebih murah dan kualitas yang lebih bagus bahkan bisa dijangkau banyak pilihan dan itulah yang menang pada era global ini," ucapnya.

Menurutnya keinginan Presiden adalah suatu langkah bagus untuk membatasi devisa negara yang berasal dari masyarakat luar negeri dengan membeli barang impor itu tetapi tidak cukup.

" Pertama itu bisa tetapi disertai kebijakan dan menaikkan pajak impor serta mendorong peningkatan kualitas barang dalam negeri, agar barang negeri benar-benar bisa menjadi barang subtitusi yang seimbang," katanya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved