Moeldoko Ketua Versi KLB Demokrat, Denny Siregar Sindir Agus Yudhoyono dan Pepo, 'Kasihan Kamu Gus'
Moeldoko Ketua Umum Versi KLB Partai Demokrat, Denny Siregar Sindir Agus Yudhoyono dan Pepo, 'Kasihan Kamu Gus'
Moeldoko Ketua Umum Versi KLB Partai Demokrat, Denny Siregar Sindir Agus Yudhoyono dan Pepo, 'Kasihan Kamu Gus'
TRIBUN-TIMUR.COM - Kongres Luar Biasa Partai Demokrat telah usai berlangsung.
Dalam KLB Partai Demokrat ini, Moeldoko diangkat sebagai Ketua, menggantikan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono.
Lagi-lagi pegiat media sosial Denny Siregar bikin heboh.
Lewat akun twitternya ia mengomentari keputusan KLB Partai Demokrat.
Tanpa tendeng aling-aling, ia menyindir Agus Yudhoyono dalam sejumlah twitnya hari ini, Sabtu (6/3/2021).
"Gusss Agus... Sakno kon Gus..," twit pertamanya.
Artinya Guus Agus.. Kasihan kamu Gus.
"Ini serius, Gus, Gua simpati ma elu. Tapi jadi pemimpin itu gak mudah. Hrs dibenturkan dulu, biar kaki bisa berdiri gagah. Nahkoda yg hebat tidak lahir dari laut yg tenang kan? Hajar balik, jgn nyerah. Ini bukan ttg menang atau kalah, tapi cara kita bertarung di medan laga." lanjutnya.
Dalam twit lainnya ia menyindir SBY .
"Gua sih gak bela siapa2. Gada untungnya juga.. Cuman gimana ya, liat kesombongan keluarga Pepo terusik itu ada sedikit rasa suka. Sedikit aja, gak banyak2..'" katanya.
"Maaf pak @SBYudhoyono sekadar mengingatkan supaya gak malu sama Tuhan..," ujarnya sambil menautkan berita berjudul Gus Dur Tuding SBY-JK Kacaukan PKB.
Fakta-fakta KLB Partai Demokrat
Nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko tengah menghiasi sejumlah media sosial.
Bahkan Moeldoko menjadi trending di Google hingga Twitter pada Sabtu (6/3/2021).
Nama Moeldoko memang tengah ramai diperbincangkan setelah Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.
KLB tersebut digelar oleh kubu yang kontra dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Poin Ini Menurut AHY KLB Partai Demokrat Tidak Sah, Sudah Mengadu ke Jokowi & Jenderal Listyo Sigit
Moeldoko terpilih berdasarkan hasil voting cepat. Calon lainnya, yakni Marzuki Alie, memutuskan mundur. Kemudian, KLB menunjuk mantan Sekjen Demokrat itu sebagai Ketua Dewan Pembina.
Penetapan Moeldoko sebagai ketua umum dibacakan oleh mantan kader Demokrat Jhoni Allen Marbun
Pernyataan tersebut diiringi riuh para peserta KLB. Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan keputusan tersebut.
"Setuju!" teriak para peserta.
Moeldoko tidak berada di lokasi kongres. Ia menyampaikan kesediaan menerima mandat dari KLB itu melalui sambungan telepon.
Melansir Kompas TV, dalam pidatonya Moeldoko menyebut KLB telah sesuai AD/ART Partai Demokrat.
Berikut sejumlah fakta dari KLB Demokrat di Sibolangit:
1. Bentrok sebelum kongres
Sebelum KLB berlangsung, terjadi bentrokan di luar hotel antara pendukung KLB dengan massa yang dipimpin Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain.
Dikutip dari Tribun Medan, massa pendukung KLB yang mengetahui keberadaan massa Herri Zulkarnain langsung keluar dari hotel.
Saat diminta membubarkan diri, Herri dan massanya melawan dengan menendang pembatas besi di SPBU.
Massa pendukung KLB kemudian menyerang Herri dan kawan-kawan dengan menggunakan besi dan kayu. Sejumlah orang terluka akibat kejadian itu.
"Kami tadi lagi konsolidasi dengan seluruh Ketua DPC di Sumut. Tiba-tiba datang massa dari hotel menyerang kami," kata salah satu anggota Partai Demokrat pimpinan Herri Zulkarnain.
2. Bentrok sebelum kongres
Sebelum KLB berlangsung, terjadi bentrokan di luar hotel antara pendukung KLB dengan massa yang dipimpin Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain.
Dikutip dari Tribun Medan, massa pendukung KLB yang mengetahui keberadaan massa Herri Zulkarnain langsung keluar dari hotel.
Baca juga: Terjadi Dualisme? Intip Pidato Pertama Moeldoko Usai Jabat Ketum Demokrat Versi KLB
Saat diminta membubarkan diri, Herri dan massanya melawan dengan menendang pembatas besi di SPBU.
Massa pendukung KLB kemudian menyerang Herri dan kawan-kawan dengan menggunakan besi dan kayu. Sejumlah orang terluka akibat kejadian itu.
"Kami tadi lagi konsolidasi dengan seluruh Ketua DPC di Sumut. Tiba-tiba datang massa dari hotel menyerang kami," kata salah satu anggota Partai Demokrat pimpinan Herri Zulkarnain.
3. Acara dimulai dengan tari perang
Saat acara dimulai, terihat tari perang khas Nias mengiringi para tokoh KLB datang di lokasi kongres.
Beberapa tokoh yang hadir, Jhoni Allen Marbun, Max Sopacua, Darmizal, dan Nazaruddin.
Sementara Moeldoko yang digadang-gadang menjadi ketua umum belum tampak hadir. KLB pun dimulai dengan dipimpin oleh Jhoni Allen Marbun.
4. Moeldoko jadi ketum
KLB akhirnya menetapkan Moledoko sebagai Ketua Umum Demokrat. Sementara Marzuki Alie ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
"Menetapkan Dr H Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," ujar Jhoni Allen dalam siaran langsung di Kompas TV, Jumat sore.
Moeldoko yang tidak hadir pun memberi sambutan melalui sambungan telepon.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepercayaan kepada saya, tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujar Moeldoko.
"Dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. Oke, kita terima menjadi ketua umum," ucap Moeldoko lewat sambungan telepon.
5. Pidato politik perdana
Moeldoko akhirnya hadir ke lokasi KLB dengan mengenakan jas biru Partai Demokrat.
"Ini adalah pidato politik pertama saya, dalam upaya menjaga demokrasi di Indonesia," ungkap Moeldoko, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Dia menyebut KLB dilakukan sesuai AD/ART partai.
"Yaitu Partai Demokrat yang demokratis, terbuka, dan modern. KLB ini adalah konstitusional, seperti yang tertuang di AD/ART," ungkap Moeldoko.
"Saya mengapresiasi atas permintaan kalian, kalian telah meminta saya menjadi Ketua Umum Demokrat, itu saya apresiasi, dan itu saya terima," ungkap Moeldoko.
Dia mengajak seluruh seluruh kader untuk bersama-sama meraih kembali kejayaan Demokrat.
"Tidak ada yang tertinggal, semuanya kita bersatu padu, kita ajak semua. Ini adalah rumah besar kita bersama," ungkap Moeldoko.
6. Sikap daerah
KLB di Deli Serdang ini rupanya direspons oleh kader Partai Demokrat di sejumlah daerah. Di Jawa Tengah, 35 DPC akan menggelar Rapat Koordinasi Daerah yang dibuka pada Sabtu (6/3/2021).
Rakorda itu merupakan bentuk pernyataan sikap seluruh pengurus beserta kadernya yang masih loyal terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ketua DPD Demokrat Jateng Rinto Subekti menampik jika ada ketua DPD atau DPC Partai Demokrat Jateng yang hadir dalam KLB itu.
"Itu bukan kami. Bohong itu semua. Yang jelas kami di sini kompak baik Ketua DPD, DPC Partai Demokrat akan mengadakan Rakorda yang Insya Allah akan dibuka besok (Sabtu) yang akan dihadiri seluruh fraksi baik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten kota dari Jateng," jelasnya.
7. Tanggapan AHY
Terkait upaya kudeta tersebut, AHY menegaskan bahwa KLB yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, tidak sah, ilegal, dan inkonstitusional.
Sebab, kongres tidak berdasarkan AD/ART Partai Demokrat yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Berdasarkan AD/ART, KLB baru dapat diselenggarakan apabila disetujui, didukung, dan dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan setengah dari jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Tak hanya itu, penyelenggaraan KLB juga mesti disetujui oleh Ketua Majelis Tinggi Partai.
"Ketiga pasal ataupun klausul tersebut tidak dipenuhi. Sama sekali tidak dipenuhi oleh para peserta KLB ilegal tersebut," kata AHY.
Dengan demikian, AHY menegaskan, dirinya merupakan Ketua Umum Partai Demokrat yang sah.
Ia juga menyatakan tidak ada dualisme kepemimpinan dan kepengurusan Partai Demokrat.
"Saya Agus Harimurti Yudhoyono AHY adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang sah dan legitimate," ucapnya.
AHY pun menyinggung sikap Moeldoko yang akhirnya bersedia menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Sebab, Moeldoko selalu menepis tudingan terlibat dalam upaya kudeta atau pengambilalihan kepemimpinan di Partai Demokrat.
"Bagi kami, sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku kesatria yang bisa dijadikan contoh," kata dia.
8. Rasa malu dan bersalah
SBY turut angkat bicara menanggapi KLB tersebut. Ia merasa malu dan bersalah karena pernah memercayai dan memberikan jabatan kepada Moeldoko.
Moeldoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) pada era kepemimpinan Presiden SBY.
Tiga bulan kemudian, Moeldoko diusulkan SBY sebagai calon panglima TNI ke DPR menggantikan Agus Suhartono.
"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," ujar SBY.
Senada dengan AHY, SBY menilai tindakan Moeldoko jauh dari sikap kesatria.
Bahkan, kata SBY, tindakan Moeldoko itu membuat malu para prajurit atau perwira yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan Moeldoko.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
SBY pun meminta AHY dan semua kader Partai Demokrat bersabar dan berikhtiar untuk mencari keadilan.
Ia juga percaya bahwa Presiden Joko Widodo dan pemerintah akan bijak dalam menyikapi gerakan perebutan kekuasaan yang terjadi di partainya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com